Hangout

Dokter Tirta Ungkap Derasnya Informasi Pandemi Bikin Masyarakat Bingung

Dokter Tirta ungkap derasnya informasi mengenai pandemi COVID-19 selama ini membuat masyarakat bingung. Hal tersebut karena terlalu banyak orang yang memberikan pernyataan tentang COVID-19.

Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada sekaligus relawan dan penggiat media sosial yang fokus dalam penyebaran COVID-19 Dr. Tirta Mandira Hudhi mengatakan adanya infodemik menyebabkan masyarakat bingung dalam menanggapi kondisi pandemi COVID-19.

“Jika masing-masing orang memberikan pernyataan mengenai COVID-19, yang terjadi adalah adanya infodemik atau banyaknya informasi yang beredar. Sehingga masyarakat menjadi bingung,” kata Dokter Tirta dalam webinar Hasil Survei Nasional 2022 bertajuk Anak Muda dan COVID-19: Berbhineka Kita Teguh, Ber-Hoax Kita Runtuh, Inilah.com kutip, Jakarta, Kamis, (06/01/2022).

Florona Bikin Masyarakat Bingung

Sebelumnya, masih menurutnya, masyarakat heboh dengan adanya Florona. Tirta menjelaskan hal tersebut merupakan dampak dari banyaknya informasi dari media yang tidak sinkron dalam memberitakan suatu isu.

Pada Florona, banyak pihak menyiarkan varian itu merupakan gabungan dari COVID-19 dengan influenza. Sama seperti Delmicron yang sebelumnya dikatakan merupakan varian yang berasal dari gabungan Delta dan Omicron. Padahal, nama varian itu hanya berasal dari segelintir orang yang mengunggahnya ke media sosial.

Kebijakan Karantina Terus Berubah

Sama halnya dengan kebijakan karantina yang terus mendebatkan penetapan jumlah hari pada pelaku perjalanan.

Meskipun kebijakan yang ada berdasarkan pada kondisi terkini, namun informasi yang berubah-ubah justru membingungkan.

Menurut Tirta, terlalu banyak pihak yang memberikan pernyataan COVID-19 justru membuat masyarakat bingung dalam menyaring mana berita yang akurat atau hoaks.

Akibatnya, masyarakat lebih memilih untuk mempercayai informasi yang beredar pada grup Whatsapp maupun Instagram.

Dalam hal ini, tidak hanya pengguna media sosial tetapi juga kementerian terkait seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Komunikasi dan Informatika maupun Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Dia menyarankan pada pemerintah untuk memutuskan kembali siapa pihak yang berkompeten dalam bidangnya dan sesuai lembaga yang menaunginya untuk mengumumkan situasi terkini dari COVID-19.

Tetapkan Orang yang Berkompeten untuk Berikan Informasi COVID-19 dan Jangan Terlalu Banyak

Selain itu untuk juru bicara, diharapkan pemerintah dapat meminta bantuan dari para ahli yang berkompeten pada bidangnya serta dapat berkomunikasi dengan baik supaya edukasi pada masyarakat dapat tersampaikan lebih baik lagi.

“Penyampaian edukasi COVID-19 itu oleh orang-orang yang kompeten dan dalam satu organisasi atau kementerian saja. Jika masing-masing orang memberikan pernyataan, yang terjadi adalah adanya infodemik atau banyaknya informasi yang beredar, sehingga masyarakat bingung,” tegas dia.

Meskipun menurutnya saat ini penduduk Indonesia sudah lebih pintar dan cermat dalam menanggapi sebuah berita.

Alangkah lebih baik bila para ahli juga membantu pemerintah dengan mengedukasi masyarakat melalui berbagai platform seperti media sosial yang ada baik Twitter atau siaran langsung Instagram supaya dapat memberikan penerangan pada masyarakat.

Agar media sosial masyarakat lebih banyak berisi mengenai informasi akurat dan mencerdaskan tidak dengan informasi yang bersifat sensasional ataupun hoaks.

“Inilah yang harus kita perbaiki bersama untuk anak muda kita sekarang. Mungkin stigma anak muda percaya konspirasi tidak semua, saya percaya Indonesia masih punya harapan,” kata Tirta.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Mia Umi Kartikawati

Redaktur, traveller, penikmat senja, musik, film, a jurnalist, content creator enthusiast, food lovers, a mom who really love kids. Terus belajar untuk berbagi dan bersyukur dalam jalani hidup agar bisa mendapat berkah.
Back to top button