Hangout

Donovanosis, Penyakit Seksual yang Bisa ‘Gerogoti’ Kelamin Anda

donovanosis,-penyakit-seksual-yang-bisa-‘gerogoti’-kelamin-anda

Selama ini kita mengenal infeksi menular seksual (IMS) yang umum seperti sifilis, klamidia, dan gonore. Namun ada penyakit langka yang dapat merusak alat kelamin, dikenal dengan Donovanosis dan sering disebut sebagai IMS ‘pemakan daging’. Hati-hati karena penyakit ini banyak terjadi negara beriklim tropis.

Dokter di Inggris sudah membunyikan alarm terhadap perkembangan penyakit IMS jenis ini. Di Jerman, lembaga pengawas penyakit menular memperingatkan upaya pencegahan agar tidak membawa ‘oleh-oleh’ berupa penyakit IMS ini sepulang liburan dari daerah tropis.

Donovanosis merupakan infeksi bakteri yang disebabkan oleh Klebsiella granulomatis yang menyebabkan luka pada alat kelamin. Kabarnya, kondisi ini jarang terjadi di AS tetapi lebih sering terjadi di iklim tropis dan subtropis seperti India, Afrika Selatan, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan.

Penyakit ini bisa terjadi pada laki-laki atau perempuan, tetapi kemungkinannya dua kali lebih besar terjadi pada laki-laki. Donovanosis juga dikenal dengan nama granuloma inguinale atau penyakit kelamin yang bersifat karnivora atau pemakan daging. Disebut demikian karena penyakit ini menyebabkan peradangan luas pada alat kelamin.

Pada tahap pertama, timbul papula gatal yang berkembang di daerah genital dan anus, ini kemudian meluas lebih jauh dan besarnya bisa sampai seukuran piring. Jika borok ini tidak diobati secara layak, donovanosis dapat menyerang jaringan dan secara bertahap menghancurkannya. Bekas lukanya pun akan tetap ada.

Cara penyebaran

Donovanosis biasanya menular melalui kontak seksual, mungkin melalui kontak langsung dengan luka, tetapi juga dapat terjadi melalui kontak kulit-ke-kulit nonseksual, meskipun sangat jarang.

Apakah benar-benar pemakan daging? Donovanosis telah dijuluki sebagai ‘pemakan daging’. Tetapi ini tidak berarti bahwa infeksi bakteri benar-benar memakan daging Anda. Melainkan menggambarkan bisul ‘merah gemuk’ yang dapat merusak jaringan kelamin seseorang.

Menurut WebMD, gejala yang paling umum adalah lesi terbuka yang tumbuh lambat, atau ‘borok’, langsung di alat kelamin pada pria dan wanita. Gejalanya tidak boleh diabaikan. Menariknya, donovanosis terdiri dari empat jenis, yang dapat menyebabkan berbagai jenis gejala.

Jenies pertama adalah Ulcerogranulomatous berupa luka yang berwarna merah seperti daging yang menjadi ‘sangat vaskular’. Ada juga Hipertrofik yang dapat menyebabkan batas yang tidak rata dan biasanya benar-benar kering. Jenis lainnya adalah bisul Nekrotik tumbuh ke dalam kulit dan bisa berbau tidak sedap dan menyakitkan saat disentuh. Jenis terakhir adalah Ulkus berserat muncul sebagai jaringan parut yang tidak nyeri.

Berasal dari daerah tropis

Mengutip Deutsche Welle (DW), Donovanosis ditemukan terutama di negara-negara seperti India, Papua Nugini, Australia Tengah dan Utara. Penyakit ini juga dikenal di Vietnam dan beberapa negara Afrika.

Tadinya penyakit ini jarang ditemukan di Eropa, di mana kasus klamidia, sifilis dan gonorea lebih sering ditemukan. Tapi sekarang beberapa dokter di Inggris memperingatkan akan cepatnya tingkat penyebaran donovanosis di negara itu. Di sana, jumlah infeksi terus meningkat.

Karena donovanosis tidak menyakitkan, seringkali serangan penyakit ini tidak dikenali secara langsung. Pada titik di mana bakteri telah masuk ke dalam tubuh, papula atau nodul kemerahan awalnya terbentuk, tetapi menghilang kembali dalam waktu relatif cepat. Kemudian bisul berkembang di dekat pertumbuhan ini. Saat disentuh, bisul ini mulai berdarah. Mereka dapat tumbuh di berbagai bagian tubuh, tetapi sebagian besar ditemukan di area genital.

Pada laki-laki, penyakit ini memengaruhi penis, sedangkan di perempuan bagian labia yang akan diserang. Jika infeksi tidak diobati sejak dini, pembengkakan bernanah akan muncul dan akhirnya jaringan akan hancur. Masa inkubasi penyakit ini sendiri disebut tidak spesifik. Bisa jadi ada antara satu dan enam belas minggu antara infeksi yang sebenarnya dan timbulnya donovanosis.

Kebanyakan orang yang terkena donovanosis berusia antara 30 dan 40 tahun. Untuk mendiagnosis, dokter mengambil sampel jaringan dengan cara swab dari bagian tubuh yang terkena. Jika tidak ada hasil yang jelas dari tes ini, bisa dilakukan kultur sel. Dokter juga dapat menentukan apakah itu benar-benar donovanosis atau penyakit menular seksual lainnya dengan gejala serupa, misalnya sifilis.

Pengobatan dini dan pencegahan

Jika diagnosisnya sudah jelas, dokter biasanya mengobati pasien dengan antibiotik. Jika pengobatan ini dilakukan sejak awal tahap perkembangan penyakit, penderita bisa sembuh total. Namun jika sudah pada stadium lanjut, konsekuensinya bisa berupa edema, penyempitan uretra, vagina atau saluran anus, serta bekas luka permanen.

Jika sudah begini, operasi adalah jalan untuk memulihkan pasien. Sayangnya, tubuh manusia tidak membangun kekebalan terhadap infeksi ulang. Jadi, bahkan setelah sembuh dari donovanosis, tidak berarti penderita lantas terlindungi dari infeksi baru.

Bagaimana mencegahnya? Seperti hampir semua penyakit menular seksual, pencegahan yang sama juga berlaku untuk donovanosis. Gunakan kondom sebagai perlindungan terbaik terhadap infeksi ketika berhubungan seksual. Ini sangat direkomendasikan ketika bepergian ke negara-negara tropis dan subtropis. Penyakit menular sering mewabah di sana. [ikh]

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button