Presiden Prabowo Subianto meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang yang sebelumnya bernama Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).
Perubahan ini diyakini sebagai upaya menghadapi tantangan ekonomi global mulai dari perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia hingga ketidakpastian kebijakan perdagangan internasional.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, berbagai strategi ditempuh pemerintah agar tetap mampu menjaga stabilitas dan laju ekonomi domestik.
Salah satu upaya dilakukan melalui pengembangan KEK Industropolis Batang yang memiliki peran krusial dalam menarik investasi dan meningkatkan daya saing industri nasional.
“Nah sejalan dengan target bapak presiden untuk pertumbuhan ekonomi 8 persen nah ini peningkatan investasi menjadi salah satu yang menjadi prioritas dan tentunya beberapa fasilitas itu diperlukan sehingga KITB batang bertransformasi menjadi kawasan ekonomi khusus dan kantor administrasinya ada di sini pak jadi seluruh perizinan dan lain-lain diurusnya melalui KEK Batang, Pak. Jadi one stop service di KEK,” kata Menko Airlangga saat menyampaikan laporan kepada Presiden Prabowo saat Peresmian KITB sebagai KEK Industropolis Batang, Kamis (20/3/2025).
Penetapan ini, kata dia, ditujukan untuk turut mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi dan menarik investasi strategis baik dari dalam maupun luar negeri. KEK Industropolis Batang akan beroperasi di lahan seluas 2.887 hektare (ha) dan didesain sebagai kawasan industri modern yang memiliki ekosistem terintegrasi, mulai dari industri manufaktur, logistik, hingga zona komersial dan residensial.
“Terkait dengan penyiapan infrastruktur, KEK Industropolis Batang ini telah dilengkapi infrastruktur yang terintegrasi dengan kawasan berupa Jalan Kawasan, Simpang Susun Akses Jalan Tol, Penyediaan Air Baku, Instalasi Pengolahan Air, Instalasi Pengolahan Air Limbah, Reservoir Air Baku, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu, Instalasi Gas, Listrik, Akses Jetty, 10 Tower Rumah Susun, serta 64 Unit Bangunan Pabrik Siap Pakai, ini disediakan Pemerintah melalui Kementerian/Lembaga,” ujar Menko Airlangga.
Hingga saat ini, jelas mantan Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar itu, KITB telah mencatatkan realisasi investasi Rp17,95 triliun dan membuka lapangan kerja bagi 7.008 orang, dengan total 27 pelaku usaha yang terdiri dari 7 tenant telah beroperasi, 7 tenant dalam tahap konstruksi, dan 13 tenant dalam persiapan pembangunan.
Dengan penetapan KEK Industropolis, Menko Airlangga menyebut, pemerintah akan menyediakan berbagai insentif fiskal dan non-fiskal bagi pelaku usaha, termasuk pembebasan pajak tertentu serta kemudahan perizinan, dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan daya tarik KEK Industropolis Batang sebagai destinasi utama investasi.
“Kami berharap bahwa kawasan ini bisa menarik investasi dengan two countries twin pax di Batang sendiri minimal 60 triliun Pak, dalam 4-5 tahun ke depan,” ucapnya.
Dia mengungkapkan, negara-negara di kawasan ASEAN berlomba menjadikan desain KEK sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing dan meningkatkan investasi. Seperti Vietnam yang memiliki 4 KEK dengan luasan lahan 1,6 juta ha, Malaysia memiliki 6 KEK dengan lahan lebih luas yaitu 2,15 juta ha, Thailand terdapat 10 KEK seluas 622 ribu ha, Filipina memiliki 419 KEK seluas 70 ribu hektare, serta Indonesia yang memiliki 24 KEK seluas 21 ribu ha.
“Kita baru punya 24 KEK luasannya baru 21 ribu pak presiden. Jadi dibandingkan yang lain dan dalam fokus kegiatannya terbanyak industri manufaktur 12 KEK pariwisata 8 KEK industri digital 3 KEK jasa lainnya satu dan investasi seluruh KEK itu 263,4 triliun Pak sudah masuk dan tenaga kerjanya 160.874,” tuturnya.