Dorong Industri Ramah Lingkungan, Kemenperin: Tinggalkan Lampu Merkuri


Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Andi Rizaldi mengatakan, implementasi Industri 4.0 berdampak positif kepada keberlanjutan industri yang meningkatkan efisiensi, mengurangi limbah dan meminimalisir dampak lingkungan.

“Kami mendukung aspek keberlanjutan dalam implementasi industri 4.0 mencakup berbagai dimensi yang melibatkan peningkatan efisiensi sumber daya, pengurangan limbah, serta optimalisasi penggunaan energi dan material,” kata Andi, Jakarta, dikutip Senin (2/9/2024).

Implementasi Industri berkelanjutan ini, kata dia, terhubung dengan jaringan penciptaan nilai yang terlahir secara cerdas. Memungkinkan terciptanya siklus hidup produk yang tertutup  dan simbiosis industri. “Ini memungkinkan koordinasi yang lebih efisien dari aliran produk, material, energi, dan air di sepanjang siklus hidup produk serta antara berbagai pabrik,” ungkapnya.

Patuh dengan komitmen Kemenperin itu, PT Bimaruma Jaya, unit usaha Korindo Group yang bergerak di bidang logistik, mulai menjalankan sustainable warehouse secara bertahap. Langkah awalnya dengan cara meminimalisir penggunaan lampu merkuri.

“Selain SOP yang ada kita juga meminimalisir penggunaan lampu merkuri yang awalnya 250 watt menjadi 50 watt. Kami menggunakan lampu LED 50 watt,” ungkap Muhammad Lazuardy Islami, HSE Officer PT Bimaruna Jaya.

Hasilnya, PT Bimaruna Jaya mampu menghasilkan penghematan sekitar 17.500 watt dari total energi lampu di area warehouse yang luasnya 11.750 meter-persegi dengan rincian area warehouse freezone seluas 5.475 meter-persegi, gudang konsul seluas 5.450 meter-persegi, dan gudang berikat seluas 1.275 meter-persegi.

Transformasi sektor pergudangan ini, kata Islami, terjadi seiring dengan distribusi produk yang semakin pesat. Jika di masa lalu, pergudangan menggunakan banyak energi untuk menyimpan barang. 

“Saat ini, gudang modern memprioritaskan konsep keberlanjutan. Pergeseran ini terlihat karena adanya kesadaran bahwa praktik ramah lingkungan seringkali menghasilkan efisiensi dari sisi operasional,” ungkapnya.

Di samping itu, lanjutnya, konsep sustainable warehouse sejalan dengan ekonomi hijau yang merupakan salah satu dari enam strategi transformasi ekonomi Indonesia yang ditetapkan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas.

Dia bilang, sustainable warehouse diprediksi semakin diminati dari tahun ke tahun, terlebih dengan adanya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon dan Pengendalian Rumah Kaca.

“Di Bimaruna Jaya sendiri, HSE-nya membuat SOP penghematan energi. Di SOP itu, kami mengatur untuk jam kerja penggunaan lampu dan listrik di area kerja. Untuk area office, di jam istirahat dan setelah jam pulang itu kita harus matikan lampu. Sementara untuk di area warehouse sendiri, kalau tidak ada kegiatan, setelah masuk jam enam malam lampu sudah dimatikan di area tersebut,” kata Islami. 
  
Warehouse Manager, Feri Setia Harmoko mengatakan, improvement tak hanya dilakukan dalam cakupan sustainable warehouse semata. Bimaruna Jaya terus melakukan perbaikan dalam hal keamanan gudang dengan memasang sistem alarm pada akses pintunya.

 “Untuk fasilitas warehouse kita tunjang dengan teknologi, yaitu fasilitas akses pintunya dilengkapi dengan keamanan sistem alarm untuk mengantisipasi keadaan yang berpotensi abnormality atau kriminal sehingga bisa cepat ditindaklanjuti,” kata Feri.  

Melalui improvement tersebut, lanjut Feri, Bimaruna Jaya memiliki keinginan untuk berkembang dan menjadi perusahaan logistik yang unggul dan dapat diandalkan melalui penguatan bisnis logistik pihak ketiga di Indonesia.

“Sejak berdiri awal 1990-an, Bimaruna Jaya telah menyediakan berbagai layanan seperti bea cukai, transportasi darat, export CY (container yard) dan import container operations, jasa pergudangan dan layanan logistik,” pungkasnya.