Wakil Ketua Komisi VI DPR, Nurdin Halid merespons sejumlah nama yang masuk struktur baru Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Masuknya sejumlah pakar, profesional bahkan mantan kepala negara dari negara lain, menunjukkan betapa seriusnya pemerintahan Prabowo membentuk BPI Danantara.
“Ya itu pertanda Pak Rosan atau negara ya, khususnya Pak Presiden, betul-betul mengharapkan BPI Danantara murni profesional. Diharapkan, BPI Danantara ini menjadi lembaga yang bisa mengemban tugas sesuai harapan presiden dan harapan rakyat Indonesia,” ujar Nurdin di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa (25/3/2025).
Mantan Ketum PSSI itu, menilai, BPI Danantara yang diisi sejumlah tokoh dari luar negeri menunjukkan keseriusan tanpa intervensi dari pemeritahan Prabowo Subianto. Masuknya dua mantan presiden yakni Joko Widodo (Jokowi) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Dewan Pengarah BPI Danantara, harus diapresiasi.
“Nah, dengan ada nama-nama dari profesional dari luar negeri itu, pertanda bagus bahwa ini keseriusan dan tanpa nanti intervensi. Kita paham betul bahwa orang yang dari luar itu sangat anti intervensi,” ucapnya.
Sebelumnya, struktur lengkap pengurus BPI Danantara tak hanya diisi oleh warga negara Indonesia (WNI). Sejumlah warga negara asing (WNA) juga masuk jajaran pengurusnya.
Keberadaan sosok-sosok orang asing itu terungkap saat CEO BPI Danantara Rosan Perkasa Roeslani membacakan daftar pengurus lengkap Danantara. Dalam daftar ada nama Ray Dalio, Jeffrey Sachs, Chapman Taylor, hingga Thaksin Shinawatra. Mereka semua mengisi posisi sebagai penasihat Danantara.
“Di dewan penasihat ada Bapak Ray Dalio. Dia adalah investor paling sukses di dunia, dia juga penasihat makro ekonomi di banyak negara,” kata Rosan saat mengumumkan struktur pengurus Danantara dalam acara ‘Meet The Team Danantara Indonesia’ di Jakarta, Senin (24/3/2025).
Selanjutnya ada nama Jeffrey Sachs. Menurut Rosan, Jeffrey punya banyak pengalaman dan menulis banyak buku terkait ekonomi.
“Beliau sangat memahami ekonomi, bukan hanya di dunia tapi juga di ASEAN, sehingga bisa memberikan aspek berbeda ketika kita melakukan investasi,” imbuhnya.
Di jajaran dewan penasihat, ada juga Chapman Taylor. Rosan memperkenalkan Chapman Taylor sebagai manajer portofolio ekuitas.
“Ia dikenal dengan kepemimpinannya dalam industri investasi dan pengalamannya sudah sangat banyak,” ungkap Rosan.
Nama ‘asing’ lainnya di jajaran penasihat adalah Thaksin Shinawatra. Ia merupakan Perdana Menteri Thailand pada 2001-2006. “Beliau juga penasehat dari PM Malaysia Anwar Ibrahim. Itu tadi dewan penasihat,” ujarnya.