DPR Minta Pemerintah Antisipasi Lonjakan Harga dan Kelangkaan Barang Jelang Nataru


Anggota Komisi XI DPR RI Charles Meikyansah ingatkan pemerintah untuk siapkan strategi efektif jelang liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Mengingat, kerap terjadinya kenaikan permintaan barang yang diiringi lonjakan harga.

“Kenaikan harga barang dan kebutuhan pokok di momen akhir tahun sering menjadi beban tambahan bagi masyarakat, terutama bagi keluarga dengan penghasilan rendah. Kami berharap Pemerintah bisa menyiapkan langkah-langkah strategis untuk menekan kenaikan harga barang bahan pokok jelang libur akhir tahun,” kata Charles di Jakarta, Selasa (24/12/2024).

Charles mengatakan harus ada strategi yang lebih komprehensif untuk mengantisipasi lonjakan permintaan serta fluktuasi harga, seperti dengan meningkatkan kapasitas produksi menjelang akhir tahun sehingga ketersediaan barang dapat mencukupi permintaan pasar.

Ia juga mengingatkan publik, momen liburan tidak hanya menjadi waktu untuk merayakan, tetapi juga menuntut masyarakat untuk mengeluarkan anggaran lebih besar daripada biasanya.

“Untuk itu, kami mendukung upaya-upaya Pemerintah dalam perbaikan sistem distribusi barang agar tidak terjadi pemborosan dan penumpukan barang di lokasi tertentu, yang dapat menyebabkan harga melonjak,” ujarnya.

Charles juga mendorong Pemerintah memberikan langkah ekstra untuk mereduksi dampak gejolak perekomian global terhadap masyarakat. Langkah ini dilakukan guna menjaga kesejahteraan masyarakat.

“Pemerintah kita harapkan dapat melakukan pengawasan lebih intensif terhadap praktik perdagangan, termasuk penegakan hukum terhadap pelanggaran yang merugikan konsumen, seperti penimbunan barang dan penetapan harga sepihak,” ucapnya.

Di samping itu, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan hanya berada di kisaran 2,6 persen sampai 3,2 persen pada akhir tahun 2024. Ketidakpastian ini dapat memengaruhi ekspor Indonesia dan investasi asing, yang sangat bergantung pada kondisi pasar global.

Belum lagi banyak pekerja di sektor informal yang tidak mendapatkan perlindungan yang memadai. Meskipun konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,91 persen, ada indikasi bahwa daya beli masyarakat menurun akibat inflasi dan biaya hidup yang meningkat.

“Tantangan-tangan tersebut dapat menghambat pertumbuhan ekonomi karena konsumsi merupakan salah satu pendorong utama pertumbuhan,” ungkap Charles.

Politikus Partai NasDem ini menyebut tahun baru harus menjadi momentum bagi pemerintah untuk merancang program yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Charles juga mengingatkan masyarakat untuk tetap bersikap bijak dalam berbelanja di akhir tahun.

“Dengan menyusun anggaran dan memprioritaskan kebutuhan, diharapkan masyarakat dapat bertahan meskipun ada fluktuasi harga yang tidak terhindarkan,” tuturnya.

Lebih lanjut, Charles menilai stabilitas ekonomi dan harga pasar di akhir tahun menjadi isu yang krusial dalam menjaga kesejahteraan masyarakat. Ia mengingatkan setiap kementerian/lembaga terkait dapat menanggapi isu ini dengan kebijakan yang efektif serta responsif guna menghadapi dinamika ekonomi yang ada.

“Harus ada kerja sama lintas instansi untuk memastikan ketersediaan barang dan sebagai upaya menghindari spekulasi harga yang tidak wajar. Tentunya upaya bersama antara Pemerintah, DPR, dan stakeholder berkepentingan serta masyarakat itu sendiri sangat diperlukan untuk menciptakan kondisi ekonomi yang stabil dan berkeadilan di masa mendatang,” paparnya.