Gelombang seruan untuk mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) semakin menguat di media sosial, setelah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengesahkan revisi Undang-Undang tentang Pilkada yang dianggap dapat mengancam demokrasi. Dampak dari keputusan ini memicu aksi massa yang akan digelar di Gedung DPR Senayan, Kamis, (22/8/2024), mulai pukul 09.00 WIB.
Terpantau reporter inilah.com di lokasi tidak hanya mahasiswa, buruh, dan organisasi masyarakat yang akan turun ke jalan, tetapi sejumlah artis juga dikabarkan turut serta dalam aksi ini. Mereka menuntut agar DPR RI tidak melawan dan mengubah Putusan MK No. 60/PUU-XXII/2024.
Aksi ini dilakukan sebagai respons terhadap keputusan rapat Panja Baleg DPR pada Rabu (21/8), yang dinilai bertentangan dengan putusan MK yang dikeluarkan, Selasa (20/8).
Beberapa artis yang terlibat dalam aksi ini termasuk musisi Ananda Badudu, Kunto Aji, komedian Abdel Achrian, Abdur Arsyad, Andovi da lopez, Ibnu Jamil, sutradara Joko Anwar hingga penulis Okky Madasari.
Kunto Aji, yang memiliki jadwal konser tur di Jakarta malam nanti, menyatakan tekadnya untuk tetap ikut demo.
“Mana besok malam konser tour Jakarta. Kalau sempat, gue bakal tetap ikutan turun sih,” cuitnya di media sosial.
Selain Kunto Aji, artis lainnya seperti Kristo Immanuel, Acha Septriasa, Dochi Pee Wee Gaskins, dan Fedi Nuril turut mengunggah poster peringatan darurat Pancasila berwarna biru tua sebagai bentuk solidaritas.
Penulis Okky Madasari juga menyuarakan keresahannya melalui sebuah puisi yang diunggah ke media sosial, yang mengkritik keadaan politik yang dianggap kacau dan mengajak masyarakat untuk turun ke jalan.
“Merdeka! Hidup lah Indonesia Raya,” tulis komedian Arie Kriting di Twitter, menambahkan emotikon bendera Merah Putih, sebagai bagian dari seruan untuk menjaga demokrasi dan menolak perubahan yang dianggap merugikan rakyat.
Gerakan ini didukung oleh banyak figur publik lainnya, termasuk sutradara Joko Anwar, musisi Fiersa Besari, serta aktor Fedi Nuril, Joshua Suherman, dan Andhika Pratama, yang semuanya mengunggah gambar bertuliskan “Peringatan Darurat” di media sosial mereka.
Dengan semakin banyaknya dukungan dari berbagai lapisan masyarakat, aksi ini menunjukkan bahwa banyak pihak tidak tinggal diam dan siap bergerak untuk mempertahankan integritas demokrasi di Indonesia.