News

Dua Orang Rusia dan Seorang Ukraina Divonis Penjara Seumur Hidup untuk Kasus Penembakan MH-17 Tahun 2013

Bila Anda mungkin melupakan insiden penembakan pesawat penumpang Malaysia,  MH-17, di atas Donetsk, Ukraina, tahun 2013, yang menewaskan seluruh dari 298 penumpang, tidak demikian dengan keluarga korban dan industri penerbangan. Pada  Kamis (17/11), Pengadilan Distrik Den Haag, Belanda, memvonis bersalah dua warga Rusia dan satu warga Ukraina yang bertanggung jawab atas bencana itu. Ketiganya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Hakim Ketua Hendrik Steenhuis dua warga Rusia itu adalah Igor Girkin dan Sergey Dubinsky. Satu warga Ukraina adalah Leonid Kharchenko. Sedangkan Oleg Pulatov, warga negara Rusia lainnya, dibebaskan dari tuduan.

Mungkin anda suka

Girkin, Dubinsky dan Kharchenko harus memberi kompensasi total 60 juta euro, atau Rp 977 miliar, kepada kerabat korban. Jaksa dan terdakwa memiliki waktu dua pekan untuk mengajukan banding.

Empat terdakwa dalam kasus ini tidak hadir selama persidangan. Mereka kerap menolak hadir di persidangan yang berlangsung selama dua setengah tahun. Namun, itu tidak menghalangi Pengadilan Den Haag menjatuhkan vonis.

MH-17 dalam perjalanan Amsterdam-Kuala Lumpur ketika ditembak jatuh di atas Donetsk, 17 Juli 2013. Penyelidik internasional, yang dibentuk untuk menyelidiki insiden itu, menyebutkan MH-17 terkena tembakan rudal BUK buatan Rusia.

Rudal BUK dibawa dari Rusia ke Donestk, wilayah Ukraina yang dihuni separatis Rusia, untuk membantu wilayah itu lepas dari Kyiv.

Penyelidikan atas insiden ini sangat lambat karena banyak fakta yang mengarah pada keterlibatan orang-orang dekat Presiden Rusia Vladimir Putin. Di sisi lain, penembakan itu tidak disesali mereka yang melakukannya karena dianggap sebagai respons militer.

Girkin, salah satu tersangka, adalah tersangka paling terkenal. Ia adalah mantan mata-mata Rusia yang dikenal sebagai Strelkov, dan diperbantukan di Ukraina untuk memicu konflik di Donetsk.

Bersama tiga tersangka lain, Girkin menolak menghadiri persidangan. Menariknya, Pulotov mengirim pengacaranya dalam setiap persidangan.

Dalam pembelaannya, pengacara Pulotov mengatakan penuntut tidak dapat membuktikan teorinya berdasarkan percakapan telepon yang disadap, serta penyataan saksi bahwa MH-17 jatuh terkena tembakan rudal BUK.

Industri penerbangan dan keluarga korban MH-17 tampaknya masih harus menunggu lama untuk mendapatkan keadilan sebenarnya. [Associated Press/The Guardian]

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button