Dua Warga Minsel Tewas Tertimbun Longsor, Akses Menuju Manado Terputus


Dua warga Desa Wanga, Kecamatan Motoling Timur, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Sulawesi Utara meninggal dunia setelah tertimbun tanah longsor yang terjadi, Rabu (29/1/2025) siang.

Mantan Kepala Desa Wanga, Frangky Pondaag mengatakan longsor terjadi secara cepat tanpa disangka, sehingga para korban tak sempat melarikan diri. Dua korban tewas yakni Nikita Pantow (21) dan Majesty Momongan (10).

“Kebetulan dua korban lagi berada di warung kebutuhan rumah tangga. Pemilik kios adalah keluarga Pantow-Jacob dan keluarga Kessek-Lumantow,” ujarnya.

Ketika longsor terjadi, katanya, masyarakat di Desa Wanga serta aparat Kecamatan Motoling Barat, kepolisian dan Koramil, langsung melakukan pencarian terhadap korban yang membutuhkan waktu hingga lebih dari dua jam.

Tak hanya itu, longsor juga memutus jalur jalur trans-provinsi yang menghubungkan Kabupaten Minsel dan Kota Manado. Seluruh kendaraan tak bisa melintas karena material longsor menutupi ruas jalan.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga telah mengimbau kepada masyarakat dan pemerintah daerah untuk mewaspadai cuaca ekstrem di wilayah Sulawesi Utara hingga 30 Januari 2025.

Kepala Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado Dhira Utama mengatakan, imbauan tersebut sebagai tindakan antisipasi bencana hidrometeorologi berupa genangan air, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang. Selain itu, juga untuk menghindari aktivitas, terutama di wilayah rawan bencana.

Dia berharap masyarakat terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca dari BMKG Sam Ratulangi Manado secara lebih rinci dan detail untuk tiap kelurahan di seluruh wilayah Sulawesi Utara melalui kanal-kanal informasi BMKG yang terverifikasi.

Berdasarkan analisa dinamika atmosfer terpantau berbagai fenomena atmosfer yang memengaruhi cuaca di wilayah Sulawesi Utara, antara lain nilai anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) menunjukkan anomali negatif dan prakiraan spasial Madden Julian Oscillation (MJO) yang bergerak melewati wilayah Sulawesi Utara turut memperkuat peningkatan aktivitas konvektif.

Sementara faktor penunjang lain, yaitu terbentuknya pola belokan angin (shearline), kondisi labilitas atmosfer dalam kondisi labil dan kelembaban udara yang tinggi mendukung pertumbuhan awan hujan semakin intensif.

“Kombinasi dari fenomena-fenomena tersebut membentuk kondisi atmosfer yang mendukung terjadinya hujan dengan intensitas sedang-lebat dalam durasi yang lama disertai kilat/petir dan angin kencang,” ujarnya.

Kondisi cuaca ekstrem diperkirakan terjadi di Kota Manado, Kota Bitung, Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Kabupaten Kepulauan Sangihe, dan Kabupaten Kepulauan Talaud.