News

Dubes Najib Ingatkan Duel Teknologi AS-China Bisa Picu Perang

Persaingan yang sedang berlangsung dan terus memanas antara Amerika Serikat (AS) dan China di sektor teknologi dinilai akan memberi sinyal ancaman terbelahnya industri teknologi global yang sedang bertumbuh pesat di kawasan global, dan pengaruhnya hingga menjadi pemicu perang.

Hal itu disampaikan Duta Besar RI untuk Kerajaan Spanyol dan UNWTO, Muhammad Najib usai menghadiri seminar di Universitas IE Spanyol, Kamis (26/1/12023). Najib mengatakan banyak pesan yang ia dapat dari Josep Borrell yang merupakan mantan Menteri Luar Negeri Spanyol yang kini menjabat Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Keamanan.

Battle Field-nya (area pertarungannya) yaitu kata Josep Borrell adalah masalah teknologi jadi kemajuan teknologi dan China menyangkut banyak masalah khususnya terkait dengan bidang IT, kemudian chip dan lain-lainnya, sehingga sekarang posisinya sudah menantang kemampuan Amerika. Karena itu sekarang Amerika membuat berbagai policy untuk membatasi transfer teknologi yang dimilikinya jangan sampai ini bisa mempercepat kemampuan teknologi China untuk menyalip Amerika,” kata Dubes Najib mengutip laman akun Youtube Wisma Duta RI Madrid dengan judul “Menghadapi Dunia yang Semakin Tak Pasti”, Jumat (27/1/2023).

AS, yang selama tidak kurang dari seabad berada di depan panggung teknologi dunia merasa sangat ditantang oleh China. Supremasi AS selama ini nyata, mulai dari teknologi bawah laut hingga ruang angkasa, dari riset ukuran mikroskopis hingga riset alam semesta. Hal ini tentu merujuk sengketa sengit di antara kedua raksasa ekonomi tersebut dan kini di bidang teknologi 5G yang akan mewarnai peradaban masa depan. AS yang merasa supremasinya terancam tidak tinggal diam.

“Pertarungan itu semakin ketat karena secara signifikan kalau kita bicara di lembaga-lembaga multilateral di tingkat Global pendukung China itu konsisten meningkat dan ini menurut Borrell tidak bisa dilepaskan dari manfaat ekonomi yang diterima oleh banyak negara di Amerika Latin di asia maupun di Afrika,” kata Najib.

“Karena itu ini satu hal bagaimana kompetisi ini bisa diselesaikan secara damai kompetisi ini bisa dirundingkan agar wilayahnya tidak meluas sehingga kemudian berujung kepada perang kalau kompetisi ini tidak diredam dengan cara negosiasi kompromi,” sambung Najib.

China menanggapi prakarsa AS dengan sengit. Di saat yang sama diajak menyimak, sains dan teknologi menjadi kunci keunggulan yang harus dipertahankan mati-matian oleh bangsa yang ingin unggul. Untuk itu Dubes Najib mengingatkan agar Indonesia juga bisa cermat menempatkan posisi dalam kompetisi tersebut agar tidak kalah bersaing dengan negara-negara lain.

“Lebih dari itu bagaimana kita tetap survive bangsa dan negara dan juga saya memperhatikan ada negara-negara yang kreatif jeli mengambil posisi yang baik justru dia mendapatkan keuntungan dari pihak-pihak yang berkompetisi,” kata pria kelahiran Singaraja, Bali pada 9 Agustus 1960 itu.

Selain isu duel teknologi AS-China, Politikus PAN itu juga menyinggung isu konflik militer yang melibatkan Rusia dan Ukraina masih terus berlangsung hingga saat ini jauh dari selesai. Sejumlah dampak langsung maupun tidak langsung makin dirasakan sejumlah negara, terutama negara-negara Eropa sebab Rusia merupakan salah satu pemasok utama gas dan minyak untuk sejumlah negara Eropa.

“Penderitaan baik negara-negara Eropa maupun Rusia tampaknya akan terus bertambah karena itu kita harus menyiapkan diri. Bagaimana implikasinya terhadap negara-negara lain yang secara geografis sangat jauh termasuk di Indonesia dan negara-negara Asia,” ungkap Najib.

Pesan yang disampaikan KBRI Madrid tentu menjadi informasi penting menjembatani berbagai kalangan yang tertarik dengan update situasi keamanan geopolitik. Kondisi dunia dewasa ini digambarkan juga secara baik oleh Dubes Najib dalam buku berjudul Safari. Dubes Najib banyak mengisahkan pengalaman pribadinya di banyak negara di Eropa, Afrika, Asia, dan Amerika. Tentu diperlihatkan bagaimana era disrupsi teknologi dewasa ini, perkembangan semakin nyata memperlihatkan bahwa komunitas manusia saling berlomba saling mengalahkan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button