Kanal

Dukung Ekonomi Kreatif di Desa Wisata, Menteri Sandi Pesan Lukisan Mural Unik

Mungkin tak banyak yang tahu kalau Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno sangat mencintai seni. Dan, barang seni itu merupakan bagian dari ekonomi kreatif.

Saat berkunjung ke Desa Sumberbulu, Mojogedang, Karanganyar, Jawa Tengah, dirinya tertegun dengan keindahan seni lukis mural yang berkembang pesat di desa itu.

Tak perlu menunggu lama, Menteri Sandi langsung merogoh kocek untuk memesan lukisan mural bergambar 50 peserta desa wisata. Kebetulan temanya berkaitan dengan acara Final Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI).

Menteri Sandi menilai, pembuatan lukisan mural tersebut cukup unik. Lantaran dibuat di sebuah limbah papan berukuran besar. 

“Ini menarik, saya lihat buatnya di limbah dan dibuat limbah papan ukuran besar yang dibuat oleh para milenial,” kata Menteri Sandi.

Dia berharap, pembuatan lukisan mural yang berisi ikon 50 desa wisata terbaik ADWI 2021, bisa menjadi latar belakang penerimaan tamu untuk swafoto, ataupun latar belakang konferensi pers pengumuman pemenang ADWI 2021 pada 7 Desember 2021.

Selanjutnya, Menteri Sandi memberikan souvenir kepada para pelukis mural milenial. Dirinya meminta difoto di depan lukisan mereka.

Menteri Sandi menyarankan pengelola atau manajer desa wisata memanfaatkan teknologi informasi. Misalnya, transaksi pembayaran menggunakan transaksi nontunai.  Cara itu memudahkan manajemen dalam melayani pengunjung yang bisa datang dari berbagai penjuru dunia, dan latar belakang.

“Tinggal buka aplikasi pembayaran yang diinginkan. Scan qris dan periksa merchant, isi nominal dan bayar,” kata Menteri Sandi.

Sementara, Manager Desa Wisata Sumberbulu Titin Riyadiningsih mentargetkan Desa Pendem menjadi desa mandiri pada 2025. Masyarakatnya bisa memaksimalkan potensi di berbagai bidang. Sehingga tidak memerlukan bantuan dari pemerintah.

“Destinasi di Sumberbulu didukung 48 home stay di sekitarnya merupakan awal yang baik. Kita patut menjadi desa wisata terbaik di Indonesia,” kata Titin.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button