Kanal

Dukung Pemulihan Ekonomi, Ini Langkah Bea Cukai terhadap Pelaku UMKM

Bea Cukai memiliki peran penting dalam keberlangsungan industri, utamanya pada industri yang menjalakan usaha dengan ekspor dan impor. Dalam menjalankan peran sebagai industrial assistance, Bea Cukai secara aktif memberikan asistensi dan edukasi kepada para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berpotensi untuk ekspor di sejumlah wilayah.

Hatta Wardhana, Kasubdit Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, mengungkapkan bahwa pemberian asistensi langsung kepada pelaku UMKM merupakan salah satu upaya Bea Cukai dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional. “Kegiatan asistensi bertujuan untuk mendorong pelaku UMKM agar mengembangkan usahanya untuk ekspor, sehingga dapat meningkatkan kinerja UMKM yang berkontribusi pada perekonomian Indonesia,” imbuh Hatta.

Sebagai bentuk dukungan terhadap potensi ekspor di Kota Sabang, Bea Cukai Sabang memberikan asistensi kepada produsen Produk Gleeh, Rabu (20/04). Gleeh sendiri merupakan produk pembersih dan pemutih untuk pakaian, kamar mandi, dan banyak kegunaan lainnya. Produk Gleeh sudah dirintis pada tahun 2003 dan banyak menerima respons positif dari pelanggannya. Melalui asistensi ini, harapannya, produsen Produk Gleeh dapat meningkatkan kualitas produk dan mempercantik kemasan, sehingga dapat memenuhi kualitas pasar ekspor.

Selain itu, Bea Cukai Parepare juga turut memberikan asistensi kepada CV Coco Mandar Indonesia, Rabu (20/04). CV Coco Mandar Indonesia sendiri merupakan produsen sapu lidi yang berlokasi di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Kegiatan ini merupakan asistensi praekspor produk sapu lidi asal Kabupaten Polewali Mandar sebelum diekspor perdana ke Negara India, pada Jumat 22 April 2022. Sadaria, Direktur CV Coco Mandar Indonesia, mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan Bea Cukai.

“Ekspor itu mudah, asal tahu ilmunya. Saya bahagia karena dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar (Kabupaten) Polewali Mandar. Saya berterima kasih kepada tim Bea Cukai Parepare yang dengan sabar membimbing kami agar dapat melaksanakan ekspor,” ungkap Sadaria.

Di Kota Yogyakarta, Bea Cukai Yogyakarta berkesempatan mengunjungi beberapa UMKM yang memiliki potensi ekspor yaitu Koperasi Mina Bahari, Dapur Hijau, dan PT Webe Girh Bioteknologi. Ketiganya merupakan pengusaha di industri Food and Beverage di Kota Yogyakarta. PT Webe Girh Bioteknologi, mengungkapkan bahwa pihaknya mengimpor beberapa bahan baku produk minumannya dari Cina dan Thailand.

“Jika Webe Girh sudah siap untuk ekspor, dapat mengajukan fasilitas kepabeanan kepada Bea Cukai yaitu fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE). Dengan fasilitas ini, impor mesin dan bahan baku mendapatkan pembebasan bea masuk sehingga akan ada efisiensi biaya juga efisiensi waktu,” ungkap Turanto Sih Wardoyo, Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai VI Bea Cukai Yogyakarta.

Sementara itu, di Kediri, Bea Cukai Kediri menyambut baik kunjungan dari Koperasi Batik Kirana, pada Senin (09/05). Kunjungan ini dalam rangka mengenalkan produk batik khas Kabupaten Kediri. Dian, perwakilan Koperasi Batik Kirana, menyampaikan apresiasi atas sambutan Bea Cukai Kediri terhadap pelaku UMKM, utamanya komunitas pembuat batik di Kabupaten Kediri. “Kami berharap terus mendapatkan asistensi dari Bea Cukai Kediri khususnya untuk produk batik yang berpotensi ekspor,” ungkap Dian. [adv]

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Ibnu Naufal

Menulis untuk masa depan untuk aku, kamu dan kita.
Back to top button