Pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov meninggalkan pengadilan di Paris setelah dibebaskan dari tahanan, demikian dilaporkan koresponden RIA Novosti seperti dikutip Sputnik News, Kamis (29/8/2024).
Durov menghabiskan lebih dari delapan jam di pengadilan, setelah itu Kantor Kejaksaan Paris mengumumkan kemungkinan pembebasannya dengan jaminan.
Kantor Kejaksaan Paris pada Rabu (28/8/2024), menyatakan bahwa Durov ditempatkan di bawah pengawasan yudisial, dilarang meninggalkan Prancis, dan diwajibkan membayar jaminan sebesar 5 juta euro atau sekitar Rp85 miliar.
Durov –yang lahir di Rusia dan memiliki kewarganegaraan di beberapa negara termasuk Prancis– ditahan di bandara Paris pada Sabtu (24/8/2024) atas tuduhan terkait penggunaan aplikasi Telegram untuk kegiatan kriminal, termasuk terorisme, perdagangan narkoba, dan pencucian uang.
Durov belum membayar jaminan sebesar 5 juta euro yang diminta oleh sistem peradilan Prancis, tetapi menurut pengacaranya, David-Olivier Kaminski, ia akan segera melakukannya.