News

Efek Negatif, PB IDI Ungkap Vape Justru Bikin Orang Kecanduan

Pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI) dan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Dokter Spesialis Paru Erlina Burhan menyatakan memang pada awalnya rokok elektronik atau yang disebut dengan vape, diadakan untuk menjadi alternatif bagi para perokok untuk dapat berhenti merokok. Namun, dalam perkembangannya justru para pengguna vape menjadi semakin kecanduan, tak hanya pada vape, namun juga rokok.

“Rokok elektrik ini awalnya waktu pertama kali diciptakan, memang didesain untuk transisi para perokok yang biasa ini, untuk berhenti merokok,” jelas Erlina saat temu media virtual, baru-baru ini.

Mungkin anda suka

“Ya sudah pakai vape saja dulu, karena kadar (nikotin)nya dibuat rendah. Komponen zat kimianya juga tidak sebanyak rokok biasa. Tapi pada kenyataannya justru banyak gagalnya, orang malah kecanduan juga dengan cara-caranya,” ujarnya.

“Dan bahkan justru lebih sering menghisapnya. Sebagian bahkan tidak bisa meninggalkan rokok konvensional malah pakai dua-duanya. Ternyata vape ini gagal dipakai sebagai alat untuk berhenti merokok,” tegasnya.

Tak hanya itu, ketika uap atau aerosol dari vape yang dihisap masuk ke paru-paru, maka nantinya dapat menimbulkan suatu peradangan dan iritasi di saluran pernapasan. Sehingga kemudian batuk-batuk, dan juga pada pasien-pasien asma akan menjadi sesak.

“Nah kalau dia sampai menimbulkan peradangan itu akan ada bercak-bercak. Nah mungkin barangkali karena ada bercak-bercaknya itu, yang disebutkan sebagai putih-putih seperti popcorn. (Itu lah popcorn lung yang merupakan efek dari penggunaan vape),” kata Erlina.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button