Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI meminta jajaran pengawas untuk memanfaatkan siber, sebagai tulang punggung penguatan demokrasi pada masa efisiensi anggaran.
Anggota Bawaslu Totok Hariyono mengatakan hal ini perlu dilakukan dalam menjalani Instruksi Presiden Prabowo Subianto nomor 1 tahun 2025 tentang efisiensi anggaran.
Dia mengatakan, meskipun dengan anggaran yang minim, edukasi penguatan demokrasi tetap bisa tersampaikan melalui dunia siber.
“Efisiensi tidak membuat rajawali menjadi burung nuri”, ujar Totok, Minggu (16/2/2025).
Ia menjelaskan, tidak dapat dipungkiri siber telah menjadi bagian hidup setiap manusia di era digital. Kata Totok, zaman sekarang, massa real itu justru yang tidak tampak, seperti halnya massa dalam dunia siber.
Dia menambahkan, tidak sedikit masyarakat yang menggali informasi, edukasi, dan bahkan terpengaruh oleh informasi yang beredar di dunia siber.
“Yang perlu kita siasati ke depan adalah, bagaimana menggembangkan demokrasi lewat siber,” jelas Totok.
Karena itu, ia meminta jajaran pengawas untuk tidak mengerdilkan diri sendiri dengan bekerja hanya saat tahapan. Sebaliknya, tegas Totok, Bawaslu harus senantiasa mengedukasi, menguatkan demokrasi, meskipun dilanda efisiensi.