Market

Ekonom Senior Sebut Proyek Kereta China Itu Skandal Besar, DPR Harus Bentuk Pansus

Rabu, 03 Agu 2022 – 19:24 WIB

Ekonom Sebut Kereta China Skandal Besar, DPR Harus Bentuk Pansus

Mungkin anda suka

Ekonom senior, Prof Didik J Rachbini.

Ekonom senior Prof Didik J Rachbini menyebut mega proyek kereta cepat China adalah skandal besar. DPR perlu bangun dari tidurnya, bentuk panitia khusus (pansus) untuk mengungkap skandal ini secara terang benderang.

“Ya, ini skandal besar. Dan, DPR harus bergerak, jalankan fungsi kontrolnya. Jangan hanya jadi ‘pajangan’. Sejak 2020 dan 2021, DPR sudah jadi ‘pajangan’ karena tidak bisa lagi menentukan anggaran, sekarang waktunya untuk bangkit dong. Bentuk pansus kereta cepat China,” tegas Prof Didik kepada Inilah.com, Jakarta, Rabu (3/8/2022).

Dia pun berharap, pemerintah tidak gampang-gampang menuruti kemauan China untuk menggelontorkan dana tambanhan untuk menalangi bengkaknya biaya atau cost overrun proyek kereta cepat China sebesar US$1,9 miliar. “sebaiknya enggak usah dituruti (China). Ini biayanya nambah-nambah terus. Emangnya APBN itu sungai, airnya mengalir terus,” ungkapnya.

Rektor Universitas Paramadina ini, menyebut proyek kereta cepat China jakarta-Bandung yang digarap konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), adalah proyek mengada-ada yang dipeunuhi skandal.

Saat perencanaan, ada menteri yang ngotot untuk melaksanakan proyek ini, namun adapula yang menolak. “Ini jelas ada skandal. Menhubnya kan sudah tidak mau dulu, Pak Jonan,” kata pendiri INDEF itu.

Sebelumnya, mantan Sekretaris Kementerian BUMN, M Said Didu menuding mantan Menteri BUMN, Rini Soemarno untuk bertanggung jawab. karena Rini Soemarno merupakan menteri yang paling ngebet untuk mewujudkan proyek ini.

Dalam perjalanannya, proyek kereta cepat China ini justru merongrong anggaran (APBN), karena dua kali bengkak. Serta, skemanya berubah dari business to business menjadi APBN bisa mengguyur proyek ini.

Awalnya, proyek kereta cepat China dengan rute Jakarta-Bandung ini dibiayai Bank Pembangunan China atau China Development Bank (CDB), senilai US$ 5,5 miliar. Selanjutnya bengkak dua kali menjadi US$5,8 miliar, dan US$ 6,07 miliar. Belakangan bengkak lagi US$1,9 miliar menjadi US$7,97 miliar.

Tak berhenti di situ, target penyelesaiannya juga molor. Seiring dengan membengkaknya biaya proyek. Semula ditargetkan kelar 2019, namun molor ke 2022. Kini meleset lagi ke Juni 2023. Entah tahun depan bisa jadi meleset lagi ke tahun kapan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button