Ekonom: Sri Mulyani Jangan Hanya Jago Pangkas Anggaran, Setoran Pajak Jangan Kendor


Peneliti Hukum Centre of Economic and Law Studies (CELIOS), Muhamad Saleh menilai Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani perlu mencari sumber pendapatan baru yang lebih progresif. Lakukan inovasi pajak menyasar kelompok kaya.

Jangan hanya  fokus memangkas anggaran di kementerian/lembaga (K/L). “Sorotan utamanya adalah bagaimana pemerintah kali ini mencari sumber pendapatan yang baru, yang jauh lebih progresif di tengah himpitan fiskal,” kata Saleh, di Jakarta, Jumat (7/2/2025).

Adapun efisiensi anggaran K/L merupakan perintah Kementerian Keuangan melalui surat bernomor S-37/MK.02/2025 sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2025.

Saleh menilai, pekerjaan rumah terbesar pemangku kepentingan saat ini adalah bagaimana memprioritaskan program-program mendatang dengan lebih efisien dan tepat sasaran, tetapi juga tidak membebankan masyarakat menengah dan menengah ke bawah lewat regulasi yang matang.

Terlebih, fokus utama pemerintah saat ini adalah ketahanan pangan dan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Saleh bilang, hal ini, dapat terwujud jika pemerintah bisa mengatur tata kelola dan melakukan sosialisasi kebijakan ke publik dengan lebih baik lagi, serta memiliki ketegasan dalam mencari sumber pendapatan baru, seperti meningkatkan pungutan produksi batu bara secara progresif dan bertahap.

“Padahal, kalau negara mau, mereka bisa pajaki industri ekstraktif jauh lebih besar sehingga mereka bisa memperoleh porsi pembiayaan alternatif yang lebih jauh,” kata Saleh.

“Dengan himpitan fiskal, program yang besar, perombakan yang besar, skema pembiayaan baru ini yang seharusnya bisa dicari,” ujar dia menambahkan.