Market

Ekonomi Belum Minus 2 Kuartal Berturut-turut, Indonesia Masih Jauh dari Resesi

Banyak orang bertanya-tanya, akankah resesi ekonomi menghampiri Indonesia? Jawabannya bisa iya kalau pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 2 kali berturut-turut. Kini, semuanya bergantung strategiu dari tim ekonomi Presiden Jokowi.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eko Listiyanto termasuk ekonom yang tak percaya bahwa resesi konomi akan menyerang Indonesia pada tahun depan. Tentu saja ada argumentasinya. “Selama Indonesia bisa menjaga laju ekonomi domestik di zona positif, risiko resesi pada tahun depan bisa dihindari,” ujar Eko di Jakarta, Senin (17/10/2022).

Eko berharap, tim ekonomi Presiden Jokowi mampu memaksimalkan tren positif dari pertumbuhan ekonomi domestik. Tahun ini, perekonomian Indonesia punya modal kuat untuk terhindar dari resesi, karena positif dalam dua kuartal berturut-turut. Di mana, kuartal I-2022, perekonomian tumbuh 5,01 persen, sedangkan kuartal II-2022 sebesar 5,4 persen. Dan, Semester III-2022, Bank Indonesia meramal lebih tinggi yakni 5,5 persen.

Kata Eko, optimalisasi ekonomi domestik sangat diperlukan untuk menghindari resesi. Apalagi saat ini, keterbukaan ekonomi Indonesia masih relatif rendah.

Meski begitu, Eko memprediksi bahwa resesi ekonomi pada 2023, jauh berbeda dengan 2020, saat pandemi COVID-19. Kala itu, hampir seluruh negara ekonominya mengalami stagnasi karena terdampak pandemi COVID-19. “Hal ini juga beda dengan 2020 (resesi). Di mana, hampir semua negara mengalami resesi karena pandemi yang tidak terkendali waktu itu,” jelasnya.

Sementara saat ini, lanjutnya, Indonesia terlihat lebih siap dalam menghadapi ancaman resesi atau krisis ekonomi. “Saat ini, tingkat kesiapan lebih baik. Namun demikian, dampak jangka pendek terhadap risiko arus modal keluar memang perlu diwaspadai agar tidak membuat rentan kurs Rupiah,” tutur Eko.

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan, Indonesia masih memiliki secercah harapan, sekalipun ekonomi global diramal gelap akibat perang Rusia-Ukraina yang semakin sengit.

“Sekalipun ekonomi global tidak menentu akibat Ukraina dan Rusia, yang pintu masuknya adalah pangan dan minyak, tapi kita mempunyai secercah harapan untuk Indonesia. Yang penting, leadership dan stabilitas nasional kita, kita harus jaga bersama-sama,” kata Menteri Bahlil.

Dia menjelaskan, kondisi ekonomi global terus didera masalah sejak perang dagang antara AS dan China pada 2017 hingga awal 2019. Disusul pandemi COVID-19 yang hingga kini sejatinya belum reda, dihantam lagi perang Rusia-Ukraina. “Ini betul-betul meluluhlantakkan persoalan ekonomi global kita. Dalam bahasa saya, ini ekonomi gelap, ekonomi 2023 ini gelap,” katanya.

Di bidang investasi sendiri, Presiden Joko Widodo telah menargetkan realisasi investasi pada 2023 bisa mencapai Rp1.400 triliun di tengah gelapnya ekonomi global pada 2023.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button