Ekonomi Tancap Gas, AEPI: Emas Batangan Berlimpah di Era Prabowo Gibran


Analis dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng menyebut, tahun depan, Indonesia bakal berlimpah emas. Diperkirakan, produksi emas batangan mencapai 80 ton per tahun. Berguna untuk mendorong perekonomian nasional berlari kencang. 

“Tahun depan, smelter di Gresik, Jawa Timur (Jatim) menghasilkan 60 ton emas batangan, ditambah smelter di Sumbawa Barat, NTB menghasilkan 20 ton emas batangan. Setidaknya setiap tahun Indonesia memiliki 80 ton emas batangan. Di luar yang dihasilkan tambang Antam di Halmahera dan tambang tradisional lainnya,” papar Salamuddin, Jakarta, Selasa (30/7/2024).

Kalau betul terjadi, kata Salamuddin, kali pertama bagi Indonesia bisa memroduksi emas hingga 80 ton per tahun. Setara dengan seluruh cadangan emas yang dimiliki Indonesia saat ini.

“Berdasarkan informasi resmi menyebutkan bahwa cadangan emas Indonesia saat ini adalah 82 ton/tahun. Setara cadangan devisa atau cadangan mata uang asing sebesar 140,2 miliar dolar AS. Setara Rp2.243 triliun,” paparnya.

Merujuk hasil survei sebuah lembaga kredibel di AS, kata Salamuddin, Indonesia disebut memiliki cadangan emas terbesar di dunia. Berpeluang menjadi salah satu negara terkaya di dunia. Setidaknya Indonesia memiliki 2.600 ton emas yang tersimpan di perut bumi Indonesia, menurut survei lembaga itu.

“Bagaimana dengan emas yang belum disurvei, cadangan emas Indonesia bisa lebih dari itu. Mengingat Indonesia adalah negara terpanjang dan terluas di dunia,” tuturnya.

Selama ini, kata Salamuddin, Indonesia belum mampu menghasilkan dan menyimpan emas batangan. Indonesia hanya mengekspor konsentrat lalu diolah di negara-negara yang maju industri, menjadi emas, perak dan tembaga.

“Indonesia hanya dilaporkan atau mendapat laporannya saja. Tidak pernah melihat emasnya. Namun sekarang emas batangan akan dihasilkan di dalam negeri,” ungkapnya.

Salamuddin mungkin benar. Dikutip dari intisari.grid.id, cadangan emas ini super jumbo yang sebagian besar tersimpan di pulau-pulau kecil di Papua, Sulawesi dan Nusa Tenggara.

Pulau Sumbawa, NTB, misalnya, diprediksi punya cadangan emas sebesar 1.000 ton yang dieksploitasi perusahaan asing dan lokal.

Namun, penambangan emas di Pulau Sumbawa juga memiliki efek samping yang merugikan, termasuk keracunan merkuri, konflik agraria dan bencana lingkungan.