Hangout

Eksperimen Sains Bisa jadi Pilihan Stimulasi Tumbuh Kembang Anak

Kamis, 04 Agu 2022 – 17:10 WIB

Eksperimen Sains

Mungkin anda suka

Dokumentasi Inilah.com/Mia Umi Kartikawati

Eksperimen sains merupakan salah satu bentuk stimulasi yang baik bagi tumbuh kembang anak. Fisikawan yang terbesar sepanjang masa, Albert Einstein, menjadi sosok panutan dalam dunia sains. Terkadang sains dianggap sebuah ilmu yang sulit. Namun ternyata, ada cara untuk bisa menyelami dunia sains dengan sangat menyenangkan. Hal tersebut juga menjadi salah satu cara untuk menumbuhkan aspek tumbuh kembang pada anak.

“Ada beberapa aspek dalam tumbuh kembang anak, yaitu fisik (motorik), intelektual (kognitif), bahasa dan sosial emosi. Aspek-aspek tersebut perlu didukung dengan berbagai stimulasi yang baik agar tumbuh kembang anak menjadi maksimal. Salah satu bentuk stimulasinya adalah eksperimen sains. Eksperimen sains dapat membantu mengembangkan rasa ingin tahu, pemikiran kritis dan kemauan belajar,” kata Psikolog Anak dari Lembaga Terapan Psikologi UI, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, saat ditemui di Einsten Science Project, Jakarta, Kamis, (04/08/2022).

Masih menurut Vera, anak-anak juga bisa mendapat manfaat lain dari stimulus sains. Terutama ketika melihat langsung dan merasakan eksperimen sains yang dilakukan sendiri.

“Selain itu, anak juga dapat belajar urutan, sistematisasi dan aturan. Ini penting bagi anak agar dapat menyampaikan urutan peristiwa, sebab-akibat dan memahami arahan orang tua dengan baik. Eksperimen sains juga memberi kesempatan untuk experiential learning & discovery learning pada anak. Belajar secara langsung atau praktek dan menemukan hal-hal baru dalam eksperimen menjadi aktivitas belajar yang menyenangkan bagi anak,” tambahnya.

Lebih lanjut Ibu Vera mengatakan, agar mendapatkan manfaat yang maksimal dari eksperimen sains, penting untuk memberikan eksperiemen yang variatif dengan tetap memastikan aktivitas itu interaktif bagi anak.

“Selain itu, penting untuk memperhatikan multi-aspek dimana satu aktivitas dapat memberikan stimulasi pada lebih dari satu aspek sensoris, misalnya saat bersamaan anak mengamati, mendengar dan menyentuh saat melakukan eksperimen serta memicu experiential learning atau hands-on. Aktivitas sains juga harus sesuai tahapan usia perkembangan anak. Dengan demikian, anak-anak akan terpacu secara fisik (motorik), intelektual (kognitif), bahasa dan sosial emosi,” tambahnya.

Karenanya, Einstein Science Project (ESP) hadir untuk membantu anak-anak melakukan eksperimen sains dengan cara yang menyenangkan. Bukan tidak mungkin, fisikawan terbesar selanjutnya akan berasal dari anak-anak Indonesia yang sudah terbiasa melakukan eksperimen sains.

Founder/Director Einstein Science Project, Sarah Hutauruk, MBA, mengatakan, latar belakang mendirikan Einstein Science Project memiliki keinginan menginspirasi anak-anak sejak dini agar mencintai ilmu sains dengan cara yang menyenangkan.

Einstein Science Project hadir dengan metode hands-on learning atau pengalaman praktik secara langsung. Sebagai penyedia pengalaman eksperimen science interaktif dan menyenangkan, yang diperuntukkan bagi anak usia 3 -12 tahun.

“Kami menyadari pentingnya aktivitas yang disesuaikan dengan tahapan usia perkembangan anak. Oleh karena itu, kami memiliki menyediakan berbagai macam eksperimen sains yang kami rekomendasikan sesuai dengan usia atau level kelas anak. Harapan kami, ESP dapat menjadi learning partner bagi anak dan orang tua,” papar Sarah.

Area eksperimen ESP terdiri dari Sensory Corner yaitu area bermain dan eksplolasi sensori untuk anak yang berada di lantai 2. Area terdiri dari meja sensori berisi mainan edukasi berupa pasir kinetic, busy board, magic straw dan lego. Messy Play and Chemical Experiment yaitu area mencoba eksperimen-eksperimen bertema chemical.

“Meja belajar yaitu area kelas untuk melakukan eksperimen hands-on serta mecoba berbagai peralatan lab sains seperti mikroskop dan kelengkapannya. Anak-anak dari usia 3-12 tahun direkomendasikan untuk mencoba seluruh peralatan di lab sains ESP, tetapi tentu dengan bimbingan dari tim fasilitator Lab ESP,” kata Manager Operasional Einstein Science Project, Ni Nengah Kristanti, M.I.P.

Durasi kelas untuk satu eksperimen adalah 60 menit dan dua eksperimen membutuhkan waktu 90 menit. Anak-anak dapat memilih aktivitasnya sesuai dengan usia dan waktu yang mereka inginkan.

“Einstein Science Project memberikan beragam program untuk orang tua dan anak, antara lain Enrichment Program, Private Class atau Private Event, juga program untuk sekolah seperti Science Day, Ekstra/intra-kurikuler dan Field Trip. Dengan mengikuti berbagai pilihan eksperimen, anak-anak dapat terstimulasi secara lengkap,” papar Ni Nengah Kristanti.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button