Elektabilitas Ganjar Pranowo memang moncer, terbukti Gubernur Jawa Tengah ini sering kali merajai berbagai hasil survei beberapa waktu belakangan. Namun modal ini belum cukup bagi Ganjar untuk mendapatkan tiket masuk ke kontestasi Pilpres 2024.
Pengamat Politik Hendri Satrio mengatakan, untuk mendapatkan restu dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri bukan perkara gampang. Modal elektabilitas belum tentu cukup meluluhkan hati Mega.
Pasalnya, putri proklamator Bung Karno itu cenderung lebih memilih sosok yang memiliki ideologi sejalan dengan partai berlambang banteng moncong putih, untuk diusung sebagai calon presiden (capres).
“Berdasarkan catatan-catatan demi catatan, biasanya Megawati menentukan berdasarkan ideologi, bagaimana sih calon memiliki ideologi yang mirip dengan perjuangannya PDI Perjuangan,” katanya di Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Di sisi lain elektabilitas Ganjar yang tinggi juga tidak jaminan akan bantu mendongkrak raihan suara PDIP. Contohnya, tutur dia, pada pemilu 2014 dan 2019. Kala itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya mampu menyumbang 4,6 persen untuk partai pada tahun 2014, dan menyumbang 0,38 persen di tahun 2019.
Padahal, sambung dia, saat itu elektabilitas dan tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi mencapai 60-70 persen. “Apakah betul Ganjar Pranowo akan menyumbangkan cocktail effect yang besar kepada PDIP. Jokowi saja dengan Jokowi efeknya 2014 hanya menyumbangkan 4,6 persen untuk PDIP Perjuangan,” sebutnya.
Lebih jauh dia menilai, munculnya sosok Ganjar tentu tidak diprediksi PDIP, ditambah para loyalis dan relawan mantan Wakil Ketua Komisi II DPR itu terbilang sangat nyaring suaranya dan terus bergerilya menyukseskan tiket capres untuknya. Fenomena ini seolah-seolah memposisikan Mega jadi sasaran tembak yang empuk.
“Tiba-tiba muncul sosok Ganjar Pranowo, seperti muncul dari kekuatan luar partai politik, munculnya slogan-slogan mengancam PDI Perjuangan ‘ora Ganjar ora.’ Seolah-olah Megawati dikepung dari berbagai sisi untuk segera mengumumkan Ganjar Pranowo,” ucap pendiri Lembaga Survei Kedai Kopi itu.
Beri Komentar (menggunakan Facebook)