News

Elektabilitas Puan Tak Nendang, Pacul Analogikan Survei dengan Hidung

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul enggan mengomentari lebih lanjut hasil survei yang menunjukkan elektabilitas Ketua DPP PDIP Puan Maharani tak nendang. Menurut peneliti SMRC Deni Irvani, elektabilitas Puan tak cukup kuat bahkan tidak bisa mengerek capres yang mendampinginya apabila diusung menjadi cawapres.

Ketua Komisi III DPR menilai survei hanya memotret persepsi yang bisa dibalas dengan survei yang hasilnya bisa lebih berbeda. Dia menganalogikannya dengan hidung pesek yang bisa dipersepsikan mancung dengan langkah-langkah tertentu.

“Kalau kau misalnya hidung mu itu pesek, misalnya. Kalau aku bilang nanti yang lain yang pesek, kan nanti sakit hati. Kalau hidung pesek itu dipotret hidung pesek. Maka saya kalau ingin hidungnya mancung maka saya akan siapkan langkah-langkah untuk hidung itu mancung. Melakukan langkah-langkah apa? Aksi apa agar hidungnya mancung? Setelah itu dipotret, mancung belum? Kan begitu,” kata Pacul, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (17/11/2022).

Berdasarkan survei yang dilakukan SMRC medio 3-9 Oktober 2022 yang dirilis pada Minggu (23/10/2022), figur Puan tak cukup seksi untuk diusung menjadi capres atau cawapres. Malahan, Puan tidak bisa mengerek suara siapapun figur capres, termasuk jika dipasangkan dengan Ganjar Pranowo.

Pacul menilai, secara pribadi Puan tak keberatan dengan beragam hasil survei. Apabila SMRC merilis hasil survei demikian, maka PDIP harus memberi jawaban juga berdasarkan hasil survei. “Begini kan Mbak Puan dari PDIP, kalau orang disurvei atau enggak kan monggo saja. Begini, tak kasih tahu kau, kalau misalnya SMRC punya potret seperti itu, saya disuruh komentar, jawaban saya, saya juga harus mengeluarkan potret yang sama. Potretnya ya survei,” ujarnya.

Bambang Pacul enggan menanggapi lebih lanjut ketika ditanya apa maksud dari jawabannya itu menanggapi hasil survei SMRC tersebut. Dia seolah menghindar dan meminta wartawan untuk tidak memusingkan hasil survei. “Kalau enggak mancung berarti ada yang salah aksi. Begitu lho sahabatku. Potret survei kok dikomentari terus,” selorohnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button