Terhadap sejumlah BUMN karya yang keuangannya ‘batuk-batuk’ seperti PT Waskita Karya (Persero/WSKT) Tbk, Kementerian BUMN punya rencana khusus.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (Wamen BUMN), Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, sejumlah perusahaan pelat merah bakal digabungkan sesuai sektornya. Misalnya, integrasi karya, integrasi pelabuhan, dan integrasi perkeretaapian. “Jadi kan kita memang ada tiga program besar,” kata Tiko, sapaan akrabnya, dikutip Sabtu (28/12/2024).
Dikatakan, khusus untuk integrasi BUMN karya, Kementerian BUMN mempercepat adanya merger. Yakni, WSKT diarahkan menjadi anak usaha PT Hutama Karya (Persero/HK).
“Tahap awal, kita dorong Waskita masuk di bawah HK. Nah untuk WIKA dengan PP dan antara Adhi Karta-Brantas, sedang kita kaji strukturnya. Tapi semoga tahun ini bisa kita selesaikan tiga-tiganya ya. Bertahap, tapi Waskita-HK dulu,” jelasnya.
Mengingatkan saja, WSKT merupakan salah satu BUMN karya yang utangnya jumbo. Per kuartal III-2024, utangnya mencapai Rp80,58 triliun. Turun dibandingkan Desember 2023 yang mencapai Rp83,99 triliun.
Untuk meringankan beban perseroan, WSKT melakukan restrukturisasi kembali atas utang bank sebesar Rp26,2 triliun.
Utang bank akan dibagi dan dibayarkan sesuai dengan ketentuan perjanjian menjadi fasilitas kredit sebesar Rp24,15 triliun kepada bank konvensional, dengan fasilitas kredit tranche A sebesar Rp3,95 triliun, dan fasilitas kredit trance B sebesar Rp20,2 triliun.
Lalu fasilitas pembiayaan syariah sebesar Rp2,05 triliun, dengan trance A sebesar Rp336,7 miliar, dan tranche B sebesar Rp1,72 triliun.
Masih kata Tiko, Kementerian BUMN sedang mengkaji integrasi sektor pelabuhan yaitu Pelni yang akan disatukan dengan Pelindo sebagai pengelola pelabuhan dengan pengelola feri dan pengelola kapal.
“Tujuannya untuk gimana? Supaya biaya logistik laut dan juga ekosistem transportasi penumpang di laut itu bisa semakin terintegrasi dengan jangkauannya semakin luas dan dengan biaya yang semakin murah buat para pelanggannya,” sebutnya.
Saat ini kajian hukumnya sedang dikaji, termasuk kajian ekonominya. “Mungkin nanti triwulan satu akhir lah kita share hasilnya seperti apa. Jadi itu yang kedua itu sedang kita lakukan kajian di situ ya,” imbuhnya.
Terakhir, INKA dengan KAI yang saat ini juga masih dalam pengkajian. “Kan sekarang juga sedang program untuk membangun kereta rel, komuter yang pertama di Indonesia,” tambahnya.
Tiko menambahkan, penggabungan sejumlah BUMN tersebut belum tentu dilakukan dengan skema merger. “Belum tentu merger ya, saya bilang integrasi. Jadi semuanya antara merger, apakah holding, apakah nanti anak sama induk itu nanti. Jadi belum tentu merger, tapi pegabungan. Jadi pastinya penggabungan,” pungkasnya.