Market

Energy Watch: 10 Tahun Lagi, Indonesia Belum Tentu Punya PLTN

Selasa, 11 Okt 2022 – 23:11 WIB

Direktur Energy Watch, Mamit Setiawan.

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan menyebut, perlu waktu puluhan tahun bagi Indonesia untuk memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Sejumlah langkah harus disiapkan pemerintah, memakan energi, waktu serta biaya.

“Pertama, kesiapan infrastruktur PLN untuk mendistribusikan listrik dari PLTN, seperi apa. Jangan sampai terjadi blackout sehingga listrik dari PLTN tidak terdistribusikan. karena, reaktor kan bekerja terus, tidak berhenti. Bisa meledak kalau itu terjadi,” papar Mamit kepada Inilah.com, Selasa (11/10/2022).

Kedua, lanjut Mamit, safety factor atau faktor keamanan dari sebuah PLTN, haruslah handal. Untuk itu perlu disokong sumber daya manusia (SDM) yang rigid dan paham betul soal nuklir. “Ya profesional semua. Faktor keamanan harus benar-benar terjamin, tidak bisa main-main ini,” terangnya.

Yang tak pentingnya, Indonesia adalah negara yang dikelilingi gunung berapi atau ring of fire. Sehingga, poisisi PLTN harus di luar ring of fire. “lokasinya harus dihitung betul, cari daerah yang aman. Jauh dari ring of fire,” ungkapnya.

Kalau semuanya terpenuhi, kata Mamit, masih adalagi yang perlu disiapkan. Yakni pengelolaan limbah dari PLTN. “Limbah nuklir harus bisa dikelola dengan baik. Jangan sampai terjadi kebocoran. Karena berbahaya terhadap nyawa manusia,” ungkapnya.

Terakhir, kata Mamit, pemerintah harus bisa meyakinkan masyarakat bahwa PLTN itu aman. Tentu saja, perlu sosialisasi yang masif dan konsisten agar masyarakat bisa menerima keberadaan PLTN. “Jadi, enggak bisa dua atau lima tahun. Atau 10 tahun ke depan, saya belum yakin sudah berdiri PLTN di Indonesia. Dalam RUEN, nuklir posisinya sebagai pilihan terakhir,” pungkasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button