Hangout

Epidemiolog Tegaskan Gagal Ginjal Akut Tidak Akan Jadi Endemik

Maraknya peningkatan kasus gagal ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) pada anak, membuat Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) mengeluarkan edaran untuk pemberhentian sementara penggunaan obat sirop. Meski kasus ini menyumbang angka kematian yang cukup tinggi, epidemiolog berpendapat kasus ini tidak akan menjadi endemik dan akan turun seiring berjalannya waktu.

“Ya ga (akan jadi endemik) lah, ini bukan penyakit, ini keracunan. Toxic. Bukan penyakit dari kuman atau bakteri, kalau penyebabnya itu sudah dihilangkan akan turun,” jelas Ahli epidemiologi UI Pandu Riono kepada inilah.com saat dihubungi pada Jumat (21/10/2022).

Mungkin anda suka

Ia menerangkan bahwa setiap hari memang terdapat kasus AKI pada anak ini, namun tidak banyak.

“Kejadian kayak gitu ada, setiap hari ada, tapi satu kemudian hari ini ga ada, minggu depan ada lagi satu,” sambungnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman.Kasus ini hanya menjadi kejadian luar biasa (KLB) dengan jangka waktu tertentu.

“Dan bicara potensi penyakit ini akan menjadi endemik, enggak. Apalagi jadi satu kasus yang lama selesai enggak ya, tapi dia outbreak ya sifatnya KLB. Dan artinya durasinya tertentu, beberapa bulan biasanya,” jelasnya.

Ia menyinggung bahwa kasus AKI bukan kali pertama terjadi di dunia, karena kasus ini pertama kali sudah ada di Amerika pada tahun 1930.

“Saat pertama ada obat campuran ya dengan adanya gliserin, etilen glikol ya, yang mencemarinya dan terus berlanjut bahkan hampir setiap 10 tahun itu ada kasus ini. Terutama sih terjadi di negara berkembang atau negara miskin ya, yang sistem pengawasannya lemah dan juga standar monitoring dari produksi obat juga lemah ya,” terangnya.

Tidak hanya itu, Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane menduga penyebab angka kematian yang tinggi ini adalah karena penanganan yang terlambat.

“Ini hanya terpusat di beberapa provinsi saja, dan tidak ada potensi epidemi. Tapi memang kematian ya tinggi, dugaan saya mereka yang meninggal terlambat dideteksi dan dirujuk ke RS. Sehingga ketika masuk RS kondisi sudah parah,” paparnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button