Sektor Ganda putri gagal menempatkan wakil di semifinal Indonesia Masters 2025.
Menurunkan lima pasangan di turnamen BWF Super 500, hanya Ana/Tiwi yang sanggup bertahan hingga perempat final sebelum dikalahkan Kim Hye Jeong/Kong Hee Yong dari Korea Selatan dalam laga perebutan tiket semifinal.
Menanggapi kegagalan prestasi di Istora, pelatih ganda putri Indonesia Nitya Maheswari menyebut srikandi-srikandi jagoan Merah Putih harus lebih percaya diri agar bisa bersaing di level top dunia.
“Kalau dibilang PR terbesar (untuk sektor ganda putri-red), secara keseluruhan lebih kepada meyakinkan mereka bahwa dari segi permainan, mereka sudah mampu. Sekarang, saya merasa mereka masih merasa belum percaya diri berada di level top,” ujar Nitya saat ditemui di Istora Senayan.
“Saya berusaha untuk menumbuhkan ini. Karena di top level itu, ya, kita harus percaya diri, harus memantaskan, kenapa harus merasa kecil? (Kepercayaan diri-red) Itu yang harus ditingkatkan,” kata dia menambahkan.
Lebih lanjut, peraih medali emas Asian Games Incheon 2014 itu mengatakan, sektor ganda putri Indonesia memiliki bibit-bibit unggul serta para pemain yang punya tekad, kemampuan, dan daya juang tinggi.
Namun, semua itu tidak akan maksimal jika tidak ditunjang oleh kepercayaan dari diri sendiri dan partner di lapangan.
“Misalnya dengan Ana/Tiwi (Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi) yang saat ini jadi ganda putri nomor satu kita. Dengan pencapaian, pengalaman, dan pertandingan mereka yang sudah cukup banyak, tinggal tingkatkan kepercayaan diri dan mindset kalau mereka pantas ada di level 10 besar, dengan kualitas mereka yang sangat ada ini. Tinggal meyakinkan diri mereka sendiri, kalau semuanya pasti bisa,” ujar Nitya.
Peraih medali perunggu Kejuaraan Dunia Jakarta 2015 itu melanjutkan, untuk menumbuhkan keyakinan diri tersebut dimulai dari latihan sehari-hari.
Menurutnya, saat berlatih pun, para pemain harus sudah memiliki target harian yang harus dicapai.”Jadi lebih ke mindset. Harus memiliki target setiap harinya, bahkan di latihan. Setiap pukulan juga harus diyakinkan dan berkualitas. Kalau sudah top level ya tidak bisa tetap itu-itu saja,” tutur Nitya.