Fabregas Murka dengan VAR karena Beri Juventus Penalti


Cesc Fabregas kesal betul setelah Como mengalami kekalahan kontroversial 2-1 dari Juventus di Stadion Giuseppe Sinigaglia pada Jumat (7/2/2025) waktu setempat, atau Sabtu dini hari WIB.

“Ketika VAR mengevaluasi itu dan tidak mengatakan apa pun, saya mulai meragukan sistem ini. Inkonistensi membuat VAR menjadi buruk untuk sepak bola,” tegasnya dikutip inilah.com dari laman Football Italia.

Kekalahan ini menjadi yang ketiga berturut-turut bagi Como, namun mereka sekali lagi tampil lebih baik dari hasil akhir yang mereka dapatkan. Randal Kolo Muani membuka skor dengan aksi solo brilian sebelum Assane Diao menyamakan kedudukan dengan sundulan bebas tepat sebelum jeda.

“Saya puas dengan performa tim. Kami bermain sangat kuat selama 60 menit dan tidak pantas kalah,” ujar Fabregas kepada Sky Sport Italia.

“Ada peningkatan dari laga melawan Milan dan Atalanta, kami lebih bisa mengendalikan situasi. Tetapi ada hal-hal yang tidak bisa Anda lawan, dan itu membuat segalanya sulit,” sambungnya.

Kontroversi Penalti

Fabregas langsung menyinggung insiden penalti yang tidak diberikan kepada Como.

Ada klaim penalti untuk handball Federico Gatti yang dievaluasi dan ditolak oleh VAR, dan beberapa saat kemudian kiper Jean Butez melakukan kesalahan fatal dengan meninju kepala Gatti, yang akhirnya berujung penalti untuk Juventus. Kolo Muani dengan dingin mengeksekusi penalti itu untuk membawa kemenangan bagi Bianconeri.

Saat ditunjukkan rekaman insiden di mana Gatti tampak menyentuh bola dengan ujung jarinya sebelum bola sampai ke Tasos Douvikas, Fabregas kehilangan ketenangannya.

“Itu penalti yang sangat jelas. Douvikas sedang mengontrol bola dengan dadanya, dan tanpa sentuhan tangan Gatti, dia akan memiliki peluang emas untuk mencetak gol.”

Fabregas juga menyinggung insiden sebelumnya yang merugikan Como, termasuk tekel Gigot terhadap Nico Paz saat melawan Lazio, yang mengakibatkan Paz cedera tiga pekan, serta insiden kartu kuning kedua yang dianggap keliru saat melawan Udinese.

Kritik Terhadap VAR dan Inkonistensi Keputusan

“Saya mengatakan cukup sudah, karena saya harus membela Como. Saya tidak berbicara untuk diri sendiri, saya berbicara untuk klub dan kota ini. Kami mungkin kecil, tetapi kami layak mendapatkan keadilan yang sama seperti tim besar,” tegas Fabregas.

“Saya mengerti wasit mungkin tidak melihat insiden ini, tetapi ketika VAR mengevaluasi dan tetap tidak mengatakan apa-apa, di situlah saya mulai meragukan sistem ini.”

Ketika ditanya apakah dia ingin menjelaskan lebih lanjut tentang keraguannya, Fabregas hanya menambahkan, “Saya rasa saya sudah sangat jelas. Ini tentang bagaimana mereka mengevaluasi situasi untuk satu klub dibandingkan dengan klub lain.”

VAR dalam Sorotan

Fabregas juga membandingkan insiden ini dengan penalti yang diberikan kepada Venezia di menit ke-92 dalam laga lain. “Apa perbedaannya? Jika itu diberikan sebagai penalti, maka ini juga seharusnya. Yang kami minta hanyalah keadilan.”

“Saya telah berada di sini selama dua setengah tahun, saya tidak menyerang sepak bola Italia, tetapi sepak bola secara keseluruhan. Kesalahan bisa terjadi, tetapi sepak bola harus memutuskan: ini penalti atau bukan? Karena inkonsistensi ini yang membuat VAR menjadi buruk untuk sepak bola.”

Selain kontroversi wasit, Como juga harus menghadapi krisis cedera yang semakin parah. Ignace van der Brempt yang baru pulih dari cedera hanya mampu bermain selama lima menit sebelum kembali mengalami cedera. Alberto Dossena hampir menyamakan kedudukan di masa tambahan waktu, tetapi sundulannya hanya membentur mistar gawang.

Como tampaknya terus mengalami nasib buruk dengan kebiasaan kebobolan di menit-menit akhir musim ini, membuat mereka sulit mengamankan poin meskipun tampil solid dalam permainan.