Market

Buya Anwar: Setop TikTok Shop atau Krisis Ekonomi

Ketua Bidang UMKM, Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah, Anwar Abbas mengingatkan pemerintah perlu melindungi UMKM. Karena, sektor ini menyerap 97 persen tenaga kerja di Indonesia.

“Kalau tugas pemerintah adalah melindungi dan mensejahterakan rakyat maka sudah menjadi kewajiban pemerintah melindungi dan mendorong usaha dalam negeri, terutama UMKM yang menyerap 97 persen tenaga kerja di negeri ini,” kata Buya Anwar, Jakarta, Senin (25/9/2023).

Salah satu ancaman yang sudah terlihat oleh pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), kata Buya Anwar, adalah banjirnya produk impor dengan harga yang lebih murah di pasar dalam negeri. Barang impor itu masuk ke Indonesia melalui aplikasi perdagangan digital, terutama lewat TikTok Shop.

“Untuk itu kita harapkan  pemerintah agar benar-benar  memberikan perhatian lebih terhadap nasib UMKM ini  karena sudah  banyak pedagang terutama di pasar grosir Tanah Abang yang merupakan pasar grosir  terbesar di Asia Tenggara, telah menutup tokonya,” papar Waketum MUI itu.

Saat ini, kata Buya Anwar, pekerja atau pedagangan fesyen Tanah Abang, sudah banyak yang pulang kampung. Bukannya semakin baik, kehidupan mereka di kampung, justru membenagi sanak saudaranya. Karena, pendapatan mereka jauh dari kata cukup. “Bahkan mereka sekarang tinggal menghabiskan tabungan yang tersisa,” papar Buya Anwar.  

Kalau sudah begitu, lanjutnya, jangan berdaya daya beli masyarakat terjadi. Dampaknya, konsumsi merosot yang membuat perekonomian tumbuh kontet. “Stabilitas perekonomian nasional adalah menjaga daya beli masyarakat,” kata Buya Anwar.

Jika pelemahan daya beli berlangsung lama, kata Buya Anwar, berdampak kepada naiknya angka pengangguran dan kemiskinan. Ujung-ujungnya memengaruhi stabilitas nasional.

“Jika hal ini tidak bisa cepat teratasi, tidak mustahil UMKM benar-benar terpuruk. Pengangguran dan kemiskinan meningkat tajam, daya beli masyarakat secara aggregat menurun. Semuanya ini bisa mendorong negeri ini ke ambang krisis ekonomi,” pungkasnya. 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button