News

Faldo Klaim Setiap Capres Butuh Endorsement dan Efek Jokowi agar Dipilih

Staf Khusus Menteri Sekretariat Negara (Stafsus Menseneg) Faldo Maldini mengklaim setiap kandidat calon presiden (capres) yang ada sekarang ini membutuhkan endorse dan Jokowi “Effect” untuk mengerek elektabilitas mereka.

“Kami kira tidak ada pilihan lain bagi capres dan cawapres untuk tidak meneruskan program-program yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi),” kata Faldo di forum diskusi bersama Populi Center di Jakarta, Senin (29/5/2023).

Faldo menilai jika pasangan capres dan cawapres nantinya memiliki program kebijakan untuk melakukan perubahan, justru ia melihatnya mereka akan melawan masyarakat. Hal ini dikarenakan menurut survei Populi Center, sebanyak 61,3 persen masyarakat menginginkan keberlanjutan program Jokowi pada presiden berikutnya.

“Jadi kalaupun seandainya ada yang menawarkan perubahan, perubahan yang seperti apa yang ditawarkan. Kalau yang ditawarkan keberlanjutan, apa yang ingin dilanjutin gitu dari kepuasan yang ada,” ujar Faldo.

Ia menegaskan, endorsement adalah suatu hal yang lazim dilakukan selama tidak menyalahgunakan aset negara. “Yang penting bukan masalah endorsenya, tapi salahgunakan infrastruktur negara untuk dorong kandidat,” tegas dia.

Meski begitu, Faldo tak sepakat apabila kedekatan Jokowi dengan sejumlah tokoh dikaitkan dengan endorse. Kedekatan Jokowi dengan Prabowo, misalnya, dinilai Faldo bagian dari kerja pemerintahan.

Ia menyatakan, Jokowi tak punya kepentingan untuk endorse demi keberlanjutan pemerintahan. Justru menurutnya capres-cawapres yang mau tak mau harus meneruskan program Jokowi demi mendapat dukungan masyarakat.

“Banyak yang bilang presiden itu harus endorse A/B, kalau nggak diendorse IKN enggak lanjut atau ABCD. Kalau kita liat survei, bukan presiden yang butuh endorse orang, tapi capres yang butuh lanjutkan program presiden,” jelas Faldo.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button