Market

Fenomena Ekuinoks, Peneliti BRIN: Jangan Kaget Jika IKN Dilanda Banjir


Miris, Ibu Kota Negara (IKN) di Kaltim yang digadang-gadang menjadi smart city dengan infrastruktur canggih ternyata masih bisa terancam banjir. Itulah tanda kekuasaan tuhan.

Mungkin anda suka

Potensi banjir di IKN diungkap peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Eddy Hermawan mengingatkan dengan pergerakan semu matahari saat berada di garis khatulistiwa atau ekuinoks. Fenomena ini akan terjadi di Pulau Kalimantan, salah satunya di kawasan Ibu Kota Nusantara atau IKN.

“Ketika matahari mulai bergeser ke ekuator, maka yang kemungkinan terjadi banjir kawasan ekuator, salah satunya IKN, siap-siap diguyur hujan,” katanya menjelaskan di Jakarta, dikutip Kamis (22/2/2024).

Garis khatulistiwa ini merupakan fenomena astronomis ketika lintasan semu harian matahari berada tepat di garis khatulistiwa atau ekuator bumi. Fenomena itu terjadi dua kali dalam setahun yakni 21 Maret dan 23 September.

Eddy menuturkan lama hujan saat fenomena ekuinoks berlangsung maksimal tiga hari, tetapi rata-rata hanya dua hari saja. Hujan turun saat matahari menjelang ke garis ekuator bumi.

Menurutnya, jika ekuinoks terjadi pada 21 Maret 2024, maka hujan diperkirakan mulai turun pada tanggal 15 atau 16 Maret 2024. “Nanti jangan kaget Samarinda banjir, Balikpapan banjir, IKN mulai terendam. Jangan kaget karena siklusnya memang begitu, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, ini siklus (hujan) normal,” kata Eddy melanjutkan.

Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa Monsun mengikuti angin dan angin mengikuti posisi matahari.

Ketika matahari menuju garis ekuator, kata dia, artinya pusat tekanan rendah digeser ke bagian tengah bumi. Kondisi itu membuat massa uap air yang berasal dari berbagai wilayah, seperti Australia akan diarahkan ke garis ekuator membuat hujan mengguyur Pulau Kalimantan. “Daerah seperti IKN basah terus dan mendung terus (saat ekuinoks). Puncak hujan terjadi dua kali dalam setahun,” kata Eddy lagi.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan Provinsi Kaltim menemukan adanya 78 titik panas atau hot spot yang berpotensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan atau karhutla.

“Sebanyak 78 titik panas pada Selasa kemarin terpantau mulai pukul 01.00 hingga 24.00 WITA,” kata Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan BMKG Balikpapan, Diyan Novrida saat menjelaskan tentang deteksi yang dilakukan pihaknya di Balikpapan, Rabu (21/2/2024).

Apakah dengan adanya potensi banjir dan titik panas mengepung proyek IKN akan mengurangi minat investor asing untuk mengguyurkan dananya?  

Padahal anggaran proyek ini sudah menyedot APBN tidak sedikit. Tahun ini saja anggarand ari APBN mencapai Rp75,4 triliun atau 16,1 persen dari total anggaran proyek tersebut. Dalam rencananya, total anggaran IKN mencapai Rp466 triliun yang sebagian sudah mengucur sejak tiga tahun lalu. Rinciannya, anggaran tersebut berasal dari APBN (Rp90,4 triliun), Badan Usaha/Swasta (Rp123,2 triliun), dan Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha atau KPBU (Rp252,5 triliun).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button