Tergabung di Grup A FIBA Asia Cup 2022 tampaknya tak cukup menguntungkan untuk Indonesia meski berstatus tuan rumah.
Meski bertanding di Istora Senayan, Marques Bolden dan kawan-kawan harus tergabung dengan tim-tim kuat Asia seperti Arab Saudi dan Yordania.
Bahkan satu kontestan lagi di Grup A, adalah juara bertahan, Australia.
Indonesia harus menang dua pertandingan untuk bisa lolos ke delapan besar, sekaligus mengenggam tiket FIBA World Cup 2023.
Melihat kontestasi di Grup A, pertandingan melawan Arab Saudi dan Yordania, bakal jadi penentu langkah Garuda di FIBA Asia Cup tahun ini.
Melawan Arab Saudi sebentar lagi, Indonesia bisa cukup percaya diri karena semua pemain dalam kondisi fit 100 persen.
Belum lagi, nama Bolden yang absen pada saat kedua tim bertemu di Window 3 Kualifikasi Piala Dunia, dipercaya bakal jadi pembeda pada pertandingan kali ini.
Prestasi medali emas SEA Games serta hasil menimba ilmu di Australia beberapa waktu lalu, terlihat jelas.
Bahkan saat meladeni Yordania di Kualifikasi Piala Dunia setelah Arab, Timnas sempat memberikan perlawanan sengit sebelum akhirnya kalah dengan skor cukup mencolok 52-77.
Selain Bolden, nama Derrick Michael Xzavierro juga patut mendapat kredit tersendiri.
Jika Anda penggemar bola basket Asia Cup, Anda tidak dapat menyangkal betapa menyenangkannya menyaksikan perkembangan Derrick Michael selama bertahun-tahun. Anak muda ini membuat debut seniornya di tim nasional di Window 1 Kualifikasi Asia Cup pada Februari 2020 pada usia 16 tahun. Ketika itu, ia hanya mampu mencatatkan 2 menit bermain dan kontribusi 2 rebound.
Dua tahun kemudian, Derrick Michael kembali ke tim nasional untuk Window 3 Kualifikasi dan tampil sangat mengesankan dengan rata-rata 30,9 menit, 11,5 poin, dan 8,0 rebound per game.
Sejauh ini, bagaimanapun, Derrick Michael menunjukkan, mengapa penggemar bola basket Indonesia sejak awal begitu bersemangat tentang potensinya.
Beri Komentar (menggunakan Facebook)