Arena

FIFA Bisa Tambah Pemasukan Rp63 Triliun Jika Piala Dunia Dua Tahunan

Badan sepak bola dunia FIFA menyebut bahwa mereka bisa mendapatkan tambahan pemasukan sebesar US$4,4 miliar atau sekitar Rp63 triliun apabila menggolkan wacana berlangsungnya Piala Dunia dua tahunan.

Hal tersebut disampaikan dalam konferensi tingkat tinggi global bersama para pemimpin federasi sepak bola anggota, yang digelar oleh FIFA pada Senin (20/12/2021) secara khusus untuk mendiskusikan proposal Piala Dunia dua tahunan.

Data finansial itu bagian dari hasil studi kelaikan yang disajikan FIFA pada Senin, tetapi acara tersebut hanya berfungsi sebagai proses konsultasi tanpa ada jadwal pemungutan suara.

Laporan optimistis itu jelas bertolak belakang dengan sejumlah analisis yang selama ini dijadikan argumen oleh pihak-pihak yang bersikap kontra terhadap wacana tersebut.

Klub-klub Eropa, operator liga-liga top dan UEFA adalah salah satunya, bahkan presiden badan sepak bola Benua Biru itu, Aleksander Ceferin, sempat mengancam akan melakukan boikot apabila ada turnamen tambahan anyar.

November lalu, sebuah laporan yang disusun oleh Forum Liga Dunia menyatakan wacana FIFA tersebut, yang juga menyangkut perubahan format Piala Dunia Antarklub dapat membuat liga-liga domestik dan UEFA kehilangan pendapatan 8 miliar euro (sekitar Rp129 triliun) per musimnya dari hak siar, pemasukan laga serta kesepakatan komersial lainnya.

Lantas UEFA, pada Jumat (17/12/2021) lalu, menurunkan laporan yang mereka minta dari perusahaan konsultan Oliver & Ohlbaum yang memperingatkan bahwa perubahan kalender laga internasional bakal berdampak terhadap penurunan pendapatan terhadap organisasi itu dalam rentang 2,5 miliar hingga 3 miliar euro (sekitar Rp40 triliun hingga Rp48 triliun) dalam jangka waktu empat tahun.

Sementara itu, dalam pertemuan FIFA delegasi mereka menyajikan laporan dari perusahaan Italia, Open Economocis, yang menyatakan bahwa pendapatan liga-liga domestik maupun UEFA tidak akan dirugikan karena jadwal pertandingan timnas maupun kompetisi klub internasional.

Laporan itu juga menyatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir pendapatan liga domestik terus meningkat ketika turnamen internasional besar dilangsungkan.

Profesor Pasquale Lucio Scandizzo, dari Open Economics, menyampaikan kepada peserta konferensi FIFA bahwa wacana Piala Dunia dua tahunan ‘menjanjikan manfaat makroekonomi bersih yang signifikan dan positif, serta didistribusikan seiring berjalannya waktu’.

Pejabat FIFA menyatakan pemasukan tambahan itu akan masuk ke dalam ‘Dana Solidaritas Anggota’ dengan tiap federasi anggota akan mendapatkan US$16 juta (sekitar Rp230 triliun) dalam rentang empat tahun, kemudian ada juga dana lain untuk program pengembangan FIFA Forward Program.

Menurut FIFA, dana-dana itu akan mengurangi jurang pendapatan antara pasar-pasar sepak bola berkembang dan yang kurang berkembang.

Apabila pemungutan suara mengenai wacana Piala Dunia dua tahunan berlangsung, jelasnya akan melibatkan 211 federasi anggota FIFA.

Selain UEFA, konfederasi sepak bola Amerika Latin CONMEBOL juga sudah menyatakan penolakan atas wacana itu.

Sementara itu, presiden konfederasi sepak bola Amerika Tengah dan Utara (CONCACAF) Victor Montagliani menyebut ada solusi kompromi turnamen tambahan berupa pengembangan dari format lama Piala Konfederasi ketimbang Piala Dunia penuh yang butuh ajang kualifikasi tersendiri.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Ikhsan Suryakusumah

Emancipate yourselves from mental slavery, none but ourselves can free our minds...
Back to top button