Market

Fokus Tingkatkan GCG, Kapitalisasi Pasar SIG Melesat

Di tengah ketatnya persaingan, PT Semen Indonesia (SIG) mendorong kinerja dengan mengedepankan tata kelola mumpuni sesuai Good Corporate Governance (GCG). Alhasil, kapitalisasi pasarnya melesat.

Corporate Secretary SIG Vita Mahreyni mengatakan, perseroan berkomitmen menerapkan praktik tata kelola perusahaan yang baik di seluruh tahapan kegiatan operasional untuk memastikan kinerja yang berkelanjutan, agar dapat terus memberi manfaat kepada para pemangku kepentingan.

“SIG berpegang pada 5 prinsip tata kelola perusahaan yang baik, yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran,” kata Vita dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Senin (30/5/2022).

Selain itu, lanjut dia, untuk mewujudkan seluruh organ perusahaan dalam pengambilan keputusan, senantiasa dilandasi oleh nilai moral tinggi serta kepatuhan terhadap regulasi dan perundang-undangan yang berlaku.

“GCG akan mendorong terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatnya efisiensi operasional serta lebih mengoptimalkan pelayanan, juga menguatkan nilai korporasi dan kepercayaan pemangku kepentingan,” paparnya.

Atas praktik GCG, perseroan mendapat penghargaan kategori Best Right of Shareholders dan sebagai Top 50 Emiten dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar (BigCap) pada ajang The 13th Corporate Governance Award 2022 yang diselenggarakan oleh Indonesia Institute for Corporate Directorship (IICD) bekerja sama dengan Berita Satu Media Holdings.

Penghargaan diberikan kepada emiten-emiten yang telah mengimplementasikan praktik tata kelola perusahaan yang baik atau GCG pada 2021 dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip GCG. Penilaian dilakukan kepada 200 emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), masing-masing 100 emiten dengan market kapitalisasi terbesar dan 100 emiten dengan market kapitalisasi menengah.

Dalam melakukan penilaian IICD didukung 10 asesor dengan menggunakan metode penilaian berdasarkan Asean CG Scorecard. [ikh]

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button