Ratusan demonstran yang tergabung dalam Studi Demokrasi Rakyat (SDR) membawa kandang berisikan tikus yang memakan beras saat menggelar aksi di depan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (5/7/2024).
![post-cover](https://i0.wp.com/c.inilah.com/reborn/2024/07/bapanas_tikus1_6fa5885de0.jpg)
Massa kembali menggeruduk KPK mendesak segera mengusut dugaan korupsi impor beras yang melibatkan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi dan Dirut Perum Bulog Bayu Krisnamurthi.
![post-cover](https://i0.wp.com/c.inilah.com/reborn/2024/07/bapanas_tikus2_fcdecdf90f.jpg)
Kandang yang berisikan tikus itu dibawa langsung oleh Direktur Eksekutif SDR Hari Purwanto bersama beberapa rekannya yang juga ikut dalam aksi tersebut
![post-cover](https://i0.wp.com/c.inilah.com/reborn/2024/07/bapanas_tikus3_15796f9787.jpg)
Salah seorang Tenaga Ahli KPK menemui Hari dan menanyakan maksud dari kandang tikus tersebut. “Simbol mafia berasa impor pak,” jawab Hari.
![post-cover](https://i0.wp.com/c.inilah.com/reborn/2024/07/bapanas_tikus4_9a1b479ea9.jpg)
Sebelumnya, Direktur Eksekutif SDR Hari Purwanto melaporkan Arief dan Bayu ke KPK, Rabu (3/7/2024). Adapun dua klaster kasus impor beras dilaporkan, yaitu mark up (selisih harga) impor 2,2 juta ton beras senilai Rp2,7 triliun. Serta, juga dilaporkan dalam dugaan kerugian negara akibat demurrage (denda) impor beras senilai Rp294,5 miliar.