Hangout

Childfree Indikasi Childphobia atau Pedofobia?

Selebram Gita Savitri dan artis Cinta Laura mengaku enggan memiliki anak. Mereka lebih memilih ‘childfree‘.

Fenomena ini bukan hal baru, sejumlah selebritis dunia sudah menyatakan memilih jalan hidup seperti ini. Netizen menyebut pandangan seperti Gita Savitri dan Cinta Laura ini mengindikasikan childphobia atau pedofobia.

Gita Savitri dan suaminya, Paul Andre Partohap, memutuskan untuk bicara terbuka mengenai ketidakinginan mereka memiliki momongan. Bagi Gita dan Paul, memiliki anak adalah tanggung jawab yang besar dan harus berdasarkan rencana yang matang sebelum memutuskannya. Gita juga menyebut bahwa hidup berkeluarga tanpa anak alias childfree menjadi resep awet muda.

Sementara Cinta Laura, mengaku lebih memilih mengadopsi anak terlantar daripada melahirkan. “Aku suka melihat fakta. Dunia kita sangat over populasi, terlalu banyak manusia yang tinggal di dunia ini,” kata Cinta Laura dikutip kanal YouTube The Hermansyah A6.

Jika di luar negeri, urusan childfree bukan hal baru. Namun, bagi Indonesia yang masih memegang adat ke-timuran, keputusan untuk tidak memiliki anak setelah menikah masihlah tabu.

Tak sedikit warganet yang berpendapat bahwa pandangan childfree terkait keinginan hidup tanpa anak sebenarnya mengindikasikan childphobia. Istilah ini digunakan netizen untuk menggambarkan sifat seseorang yang fobia terhadap anak-anak. Namun, istilah medis yang tepat untuk penggambaran ini disebut dengan pedofobia.

Apa itu pedofobia?

Pedofobia merupakan ketakutan irasional terhadap anak-anak. Seseorang yang menderita kondisi ini dapat mengalami gelombang kecemasan yang sangat tinggi ketika hanya memikirkan anak-anak, apalagi berada di dekat mereka dalam kehidupan nyata.

Mengutip Psychtimes, ketakutan mereka yang kuat terhadap anak-anak mungkin begitu mengganggu sehingga mereka berusaha keras untuk menghindari anak-anak.

“Ini membuat kehidupan sehari-hari mereka agak menantang karena ada banyak tempat yang tidak mungkin menghindar dari anak-anak, seperti saat pergi ke supermarket, misalnya.”

Dalam beberapa kasus ekstrem, pedofobia seseorang mungkin sangat mengganggu sehingga bisa mengalami serangan panik total akibat ketakutan irasional terhadap anak-anak. Tingkat keparahan serangan panik berbeda-beda, ada yang mungkin perlu mendapat perawatan di rumah sakit.

Penyebab pedofobia

Tidak ada penyebab pasti pedofobia. Namun demikian, genetika dan lingkungan seseorang dapat memainkan peran yang sangat signifikan dalam perkembangan kondisi ini.

Misalnya, jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit mental, terutama gangguan kecemasan atau fobia spesifik, kemungkinan besar mereka terkena pedofobia. Ini mungkin karena mereka kemudian memiliki kecenderungan genetik untuk mengembangkan penyakit mental secara umum.

Pada dasarnya, segala jenis peristiwa yang menyakitkan secara emosional yang melibatkan berbagai ketakutan terkait dengan pedofobia dalam beberapa hal mungkin cukup bagi seseorang untuk mengembangkan kondisi ini selama mereka memiliki genetika yang tepat.

Sementara itu, Clevelandclinic mengungkapkan ada beberapa tipe orang yang berisiko terkena pedofobia. Misalnya orang dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD) yang membutuhkan hal-hal yang rapi dan teratur dapat mengembangkan fobia spesifik, seperti pedofobia.

“Mereka mungkin memandang anak-anak sebagai orang yang berantakan dan mengganggu. Mereka takut akan kekacauan yang sering terjadi karena berada di sekitar anak kecil,” jelas Clevelandclinic.

Masih menurut Clevelandclinic, ada pula faktor-faktor tertentu meningkatkan risiko untuk mengembangkan gangguan fobia spesifik. Misalnya jenis kelamin perempuan lebih cenderung memiliki fobia ini daripada pria.

Riwayat keluarga, yakni orang yang dibesarkan dengan orang tua atau orang terkasih yang memiliki fobia atau gangguan kecemasan dapat membuat Anda rentan terhadap ketakutan yang sama atau fobia yang berbeda.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perubahan genetik (seperti mutasi gen) dapat membuat orang lebih cenderung mengalami gangguan kecemasan atau fobia.

Pengalaman berbahaya atau negatif dengan bayi atau anak juga dapat menyebabkan seseorang takut pada anak-anak. Pengalaman buruk itu bisa terjadi pada masa kanak-kanak atau dewasa.

“Termasuk orang yang mungkin memiliki pengalaman langsung atau menyaksikan suatu peristiwa, seperti pelecehan anak, penindasan, penghinaan, kekerasan, atau amukan ekstrem oleh seorang anak. Atau pengalaman tentang kematian bayi atau anak, serta kehilangan kehamilan, seperti keguguran atau lahir mati,” lanjut Clevelandclinic.

Gejala pedofobia

Seperti halnya seseorang yang mengalami fobia secara umum, penderita pedofobia dapat memiliki kecemasan sebagai gejala yang paling menonjol dari kondisi mereka. Juga, seperti yang disebutkan sebelumnya, kecemasan mereka mungkin sangat ekstrem sehingga dapat mengalami serangan panik yang parah.

Selain itu, seseorang dengan pedofobia harus melakukan upaya yang melelahkan untuk memastikan bahwa mereka tidak bersentuhan dengan ketakutan mereka, dalam hal ini bertemu anak-anak, dengan cara apa pun.

Ini mungkin berarti mereka tidak hanya menghindari area yang memungkinkan bersentuhan dengan ketakutannya yakni anak-anak, tetapi juga bahwa mereka mungkin secara aktif mencoba mencegahnya terjadi dengan melakukan pendekatan yang lebih langsung.

Ada beberapa gejala yang lebih umum dari fobia ini. Di antaranya, kecemasan saat memikirkan anak-anak, kecemasan saat dekat anak-anak serta selalu menghindari anak-anak. Gejala lainnya biasanya tidak dapat mengatasi kecemasan mereka, ketegangan otot, gemetar, dan berkeringat atau mungkin mengalami serangan panik.

Gejala pedofobia bisa termasuk pusing, mulut kering, perasaan takut atau teror yang ekstrim, mual, muntah atau diare. Bisa juga mengalami banjir keringat, pernapasan cepat dan detak jantung, hingga sesak napas.

Gejala fobia berkisar dari ringan hingga berat. Seseorang mungkin menyadari bahwa ketakutan terhadap anak-anak itu tidak rasional, namun tetap tidak dapat mengendalikan respons fisiknya.

Berapa banyak orang yang menderita pedofobia? Menurut Clevelandclinic, sulit mengetahui dengan pasti berapa banyak orang yang memiliki gangguan fobia spesifik seperti pedofobia. Banyak orang mungkin menyimpan rasa takut ini untuk diri mereka sendiri atau mungkin tidak menyadari bahwa mereka memilikinya.

“Kita tahu bahwa sekitar satu dari 10 orang dewasa Amerika dan satu dari lima remaja akan menghadapi gangguan fobia tertentu di beberapa titik dalam hidup mereka,” jelas Clevelandclinic.

Bagi mereka yang mengalami gangguan fobia ini, harus segera mendapat perawatan yang tepat. Hal tersebut mengingat ketakutan ekstrim terhadap anak-anak dapat membuat seseorang kesulitan menjalankan fungsi sosialnya dalam masyarakat. Mungkin juga melewatkan aktivitas sosial, kesulitan di tempat kerja, dan mengembangkan depresi. Bisa pula mengalami serangan panik yang menakutkan terasa seperti serangan jantung.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button