Market

Resesi Sri Langka, PM Wickremesinghe Pusing Bayar Gaji 1,4 Juta Pegawai Negeri dan Bensin Kosong

Krisis ekonomi benar-benar membuat PM Sri Langka, Ranil Wickremesinghe, pengganti Mahinda Rajapaksa, pening tujuh keliling. Untuk bayar gaji 1,4 pegawai negeri tidak mampu. Belum lagi bensin langka di mana-mana.

Diakui Wickremesinghe, pemerintah Sri Langka kemungkinan akan mencetak uang dalam jumlah besar. Keputusan ini, sejatinya berisiko. Angka inflasi dikawatirkan melonjak yang berdampak kepada rakyat Sri Langka juga.

Namun mau apalagi, brankas negara berjuluk Air Mata India ini, sudah kosong. Mau tak mau, ya itu tadi, negara harus cetak uang. “Tak seperti yang saya inginkan, izin cetak uang terpaksa dilakukan untuk bayar gaji pegawai negeri. Serta membayar barang dan jasa penting,” kata Wickremesinghe, dikutip Selasa (17/5/2022).

Kalau pegawai negeri Sri Langka saja ketiban sial, rakyat sipil apalagi. Saat ini, krisis energi sedang terjadi begitu dahsyatnya. Pihak Ceylon Petroleum Corporation (CPC), Pertamina-nya Sri langka membatasi pembelian bensin, solar harus dibatasi. Yakni 4 liter untuk sepeda motor, dan 5 liter untuk kendaraan roda tiga. Sedangkan mobil pribadi, van, dan SUV maksimal 19,5 liter bensin atau solar.

Saat ini, sebagian besar SPBU di Sri Lanka yang berpenduduk 22 juta jiwa itu, sudah kehabisan bensin. Yang masih beroperasi, mengalami antrian panjang. Untuk impor BBM, Sri Langka tak punya cukup duit. Sejumlah kapal masih menunggu di luar Pelabuhan Colombo untuk pembayaran, sebelum menurunkan muatan mereka.

Tak hanya BBM, pasokan listrik di Sri Lanka sangat terbatas. Pemadaman listrik sudah terjadi. Entah sampai berapa lama.

Wickremesinghe yang mulai menjabat pada Kamis (12/5/2022), setelah Mahinda Rajapaksa dipaksa mundur rakyat Sri Langka yang berdemo hingga berminggu-minggu, hanya bisa menungu datangnya keajaiban.

“Beberapa bulan ke depan akan menjadi yang paling sulit dalam hidup kita. Saya tidak punya keinginan untuk menyembunyikan kebenaran dan berbohong kepada publik,” ungkap Wickremesinghe.

Ada rencana untuk menjual maskapai nasional, Sri Langka Airlines yang merugi hingga US$1 miliar, atau lebih dari Rp14 triliun. Sri Langka berharap uluran IMF yang merekomendasikan Kolombo melepas perusahaan negara yang merugi. [ikh]

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button