Gadis berusia 10, yang tinggal Randolph County, Amerika Serikat meninggal karena komplikasi flu. Musim flu yang panjang di Amerika termasuk yang paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir dengan tingkat rawat inap mencapai rekor tertinggi pada awal Februari.
Minka Aisha Greene, gadis yang sehat dan lincah itu tiba-tiba energinya melemah, lesu dan kurang nafsu makan pada akhir Januari. Kondisi ini membuat ibunya Kymesha Greene khawatir. Greene mencatat bahwa perilaku gadis itu berubah. “Dia biasanya tidak sakit. Ini seperti pertama kalinya dia sakit,” kata sang ibu kepada DC News Now.
Ketika Minka dibawa ke ruang gawat darurat, dia didiagnosis menderita flu dan Infeksi Saluran Kemih (ISK). Dia dipulangkan setelah menerima ibuprofen. Namun, tak lama kemudian gadis itu mulai mengalami sakit kepala sehingga dibawa kembali ke rumah sakit kemudian diberi cairan dan dipulangkan untuk kedua kalinya untuk beristirahat.
Di pagi hari, kesehatan Minka memburuk. Ia mulai muntah di tempat tidur. “Saya mendengarnya berteriak, ‘Ibu!’ Dan saya seperti, ‘Apa yang salah?’ Saat itulah dia berkata dia tidak bisa merasakan kaki dan telapak kakinya,” kenangnya.
Minka yang tidak divaksinasi flu kembali dilarikan ke rumah sakit. Dalam perjalanan, mata Minka berputar ke belakang dan lidahnya mulai bergerak tak terkendali. Saat sampai di rumah sakit, Minka berhenti bernapas. Sementara CPR atau Resusitasi Jantung Paru dan prosedur penyelamatan nyawa lainnya dilakukan pada Minka, orang tuanya diberi tahu bahwa putri mereka tidak memiliki aktivitas otak.
“Itulah terakhir kalinya saya menggendongnya, terakhir kalinya saya memeluknya. Saya akan menghargai itu selama sisa hidup saya,” kata David, ayahnya. Gadis itu meninggal pada 10 Februari di rumah sakit. Ibu yang patah hati itu mengatakan bahwa mereka harus melepaskan bayi mereka.
Alasan Kematian Minka
Minka menderita radang otak parah akibat flu. Orangtuanya berbagi cerita untuk memperingatkan orangtua lain agar tidak mengabaikan buah hatinya bila mereka bilang mengalami sakit dan segera memberitahu dokter.
Minka mengalami komplikasi otak pada anak akibat flu yang disebut Ensefalopati terkait influenza atau ensefalitis (IAE) yakni spektrum sindrom neurologis yang dapat membuat anak-anak sakit parah. Pada bulan Januari, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serika menerima laporan tentang anak-anak yang terkena penyakit ini.
Menurut Cleveland Clinic, ensefalopati dapat menyebabkan disfungsi otak, sedangkan ensefalitis dapat menyebabkan pembengkakan otak. Menurut laporan tersebut, gejala IAE meliputi kejang, penurunan tingkat kesadaran, halusinasi, dan perubahan kepribadian yang berlangsung lebih dari 24 jam.
AS telah mengalami musim flu paling parah dalam lebih dari satu dekade. Setelah awal yang lambat, gelombang influenza parah kedua membanjiri sistem perawatan kesehatan AS dengan banyaknya pasien rawat inap. Komplikasi otak di antara anak-anak telah menjadi salah satu tren paling memprihatinkan yang telah diamati.
Menurut Laporan Mingguan Morbiditas dan Mortalitas CDC yang diterbitkan pada 27 Februari, lebih dari 19.000 orang telah meninggal tahun ini termasuk 68 anak-anak, di antaranya setidaknya sembilan orang mengalami komplikasi otak terkait flu.