Market

Gagal Atasi ‘Paceklik’ Minyak Goreng, Survei Ekonomi Jokowi Langsung Ambruk

Kegagalan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) menjaga harga pangan ditambah kelangkaan dan mahalnya minyak goreng (migor), membuat publik kecewa berat. Sesuai survei Charta Politica, kemerosotan ekonomi di penghujung pemerintahan Jokowi tak bisa ditutupi.

Kata Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya sebagian besar responden menilai, perekonomian Indonesia memburuk. Survei dilaksanakan pada 10-17 April 2022. Terjadi kenaikan jumlah responden yang menilai perekonomian era Jokowi memburuk, dibandingkan data Februari 2022.

Mungkin anda suka

Survei menunjukkan, jumlah responden yang menganggap kondisi ekonomi baik sebesar 35,8 persen pada Februari 2022, turun signifikan pada April 2022 menjadi 28,7 persen. “Kalau kita lihat memang terjadi penurunan dari penilaian baik terhadap kondisi ekonomi dan terjadi kenaikan dalam penilaian buruk terhadap kondisi ekonomi,” kata Yunarto, dikutip selasa (26/4/2022).

Di sisi lain, responden yang menilai kondisi ekonomi memburuk bertambah dari 52,4 persen (Februari 2022), menjadi 56,4 persen (April 2022). Secara keseluruhan, pada April 2022 terdapat 3,4 persen responden yang merasa kondisi ekonomi sangat baik, baik (28,7 persen), buruk (56,4 persen), dan sangat buruk (9,7 persen).

Survei yang sama juga menunjukkan 47,6 persen responden menganggap kenaikan harga bahan-bahan pokok merupakan persoalan yang paling pokok untuk diselesaikan pada bidang ekonomi. Masalah lain yang dinilai mesti dituntaskan antara lain kemiskinan (22,1 persen), pengangguran (11,1 persen), daya beli yang rendah (7,5 persen), dan meningkatnya hutang negara (5,7 persen).

Menurut pria yang dikenal loyalis Jokowi ini, dalam berbagai survei, masyarakat selalu menempatkan kenaikan harga bahan pokok, kemiskinan, dan pengangguran, sebagai masalah utama yang harus diselesaikan.

Namun, ujar dia, kemiskinan dan pengangguran biasanya menjadi masalah prioritas di mata masyarakat jika survei dilakukan di situasi yang normal. “Ini ada pola yang menarik ketika ada kondisi inflasi yang mulai terasa naik dan memang ada kondisi keseharian yang terjadi dalam beberapa waktu yang cukup lama, memang kemudian kenaikan harga bahan pokok ini akan jadi pilihan pertama,” imbuh dia.

Yunarto melanjutkan, berdasarkan survei ini, 97 persen responden merasakan kenaikan harga bahan pokok. Ada pun bahan pokok yang harganya dirasakan mengalami kenaikan tertinggi, menurut responden adalah minyak goreng (89,5 persen). Survei ini dilakukan pada 10-17 April 2022 dengan responden sebanyak 1.220 yang dipilih melalui penarikan sampel acak bertingkat (multistage random sampling).

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button