Suporter AC Milan menunjukkan kekecewaan mereka terhadap performa klub dengan memasang spanduk bertuliskan “Semua Pergi: Tak Layak” di luar markas klub dan pusat latihan Milanello.
Protes ini mencerminkan ketidakpuasan atas hasil buruk yang diraih tim dalam beberapa pekan terakhir.
Milan sedang mengalami periode sulit setelah tersingkir dari Liga Champions di babak play-off akibat kekalahan agregat 2-1 dari Feyenoord.
Situasi semakin memburuk setelah dua kekalahan beruntun di Serie A, masing-masing dengan skor 2-1 melawan Torino dan Bologna. Kini, Rossoneri terpuruk di peringkat kedelapan klasemen sementara, semakin jauh dari zona Liga Champions.

Hasil buruk di lapangan bukan satu-satunya pemicu kemarahan suporter. Manajemen klub juga menjadi sasaran kritik, terutama terkait kebijakan transfer yang dianggap tidak efektif. Keputusan mengganti Paulo Fonseca dengan Sergio Conceicao di pertengahan musim juga dipertanyakan, terlebih setelah performa Milan justru merosot di bawah kepemimpinan pelatih asal Portugal tersebut.
Salah satu perekrutan yang dipermasalahkan adalah Alvaro Morata, yang didatangkan pada musim panas tetapi dilepas ke Galatasaray sebelum akhir bursa transfer musim dingin. Perubahan strategi dan kebijakan yang tidak konsisten membuat suporter semakin frustrasi terhadap kepemimpinan klub.
Menurut laporan Milannews.it, spanduk protes pertama kali muncul di luar kantor pusat klub di Milan, sebelum akhirnya juga ditempatkan di Milanello, tempat tim menjalani latihan. Curva Sud, kelompok suporter garis keras Milan, menjadi penggerak utama dalam aksi ini sebagai bentuk ultimatum kepada manajemen klub.
Saat ini, Milan membutuhkan rata-rata 2,41 poin per pertandingan untuk mencapai 70 poin di akhir musim—angka yang selama tiga musim terakhir menjadi batas minimal untuk finis di empat besar Serie A. Jika tidak segera bangkit, peluang Rossoneri untuk kembali ke Liga Champions musim depan semakin tipis.
Tekanan terhadap manajemen dan pelatih Sergio Conceicao kini semakin besar. Jika tren negatif ini berlanjut, bukan tidak mungkin perubahan besar akan terjadi di tubuh klub dalam waktu dekat.