Ketua Golkar DPD Jawa Timur (Jatim) Sarmuji menilai bahwa safari politik calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur beberapa waktu lalu, sebagai upaya mendulang elektabilitasnya yang saat ini mengalami penurunan.
Menurutnya, penurunan tersebut imbas dari narasi penyerangan oleh kubu Ganjar-Mahfud kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). “Bahkan mohon maaf, ada capres yang buru-buru langsung ke IKN,” kata Sarmuji saat ditemui di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023).
Sarmuji menilai bahwa kunjungan tersebut gegabah karena kubu Ganjar-Mahfud langsung mengubah arah strategi mereka dengan memuji kinerja Jokowi hingga mendekatkan diri ke mega proyeknya. Sarmuji pun tidak membenarkan tindakan tersebut.
“Mari kita kembangkan politik kita yang sehat, tidak perlu kita melakukan percobaan-percobaan mengembangkan narasi negatif hanya untuk kepentingan elektoral, lalu begitu tidak kejadian yang diinginkan lalu buru buru merevisi pernyataan-pernyataannya,” jelasnya.
Ia yakin perubahan strategi yang begitu mendadak ini tidak akan beri pengaruh signifikan, sebab masyarakat saat ini pun sudah cerdas dalam melihat dinamika politik terkini.
“Saya yakin cukup dengan lirikan mata Pak Jokowi, rakyat cerdas sudah paham siapa yang akan melanjutkan legasi, siapa yang akan melanjutkan program baiknya Pak Jokowi ke depan,” ujarnya.
Sebelumnya, calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo memastikan dukungannya terhadap pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kabupaten Kutai Kertanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Ganjar pun menyuarakan perlunya keterlibatan masyarakat lokal setempat agar eksistensi ibu kota baru tidak menggerus budaya dan masyarakat adat. “Proses ini cukup panjang, maka harus libatkan mereka (warga lokal dan warga adat),” kata Ganjar di Menara Pandang IKN, Kalimantan Timur, Kamis (7/12/2023).
Dia menjelaskan, keterlibatan masyarakat lokal, harus dilakukan secara jangka panjang. Mereka wajib diberi kemudahan akses pendidikan dan kesehatan. “Maka tadi saya tanya ada 30 persen warga lokal bekerja di sini. Mereka harus terlibat dan diberi akses pendidikan agar kelak nanti menjadi tuan rumah di sini. Agar setara dengan yang lain dan selebihnya kasih afirmasi,” ujar Ganjar.
Leave a Reply
Lihat Komentar