News

Gara-gara Netanyahu, Zelenskyy Tolak Permintaan Israel dan Dukung Palestina

Hubungan Israel dan Ukraina kabarnya mulai tegang akibat hasil keputusan soal Palestina di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Pasalnya Ukraina justru mendukung dan meloloskan resolusi pro-Palestina di forum PBB.

Hal ini berbanding terbalik dengan keinginan Israel yang saat ini sedang memperluas ‘kekuasaannya’ di Palestina.

Mengutip dari media Axio pada Sabtu (31/12/2022) kemarin, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kabarnya mengontak Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk berada di barisan Tel Aviv. Saat itu Netanyahu meminta Zelenskyy untuk menolak atau bersikap abstain dari pemungutan suara Majelis Umum PBB yang meminta Mahkamah Internasional mengeluarkan pendapat hukum tentang pendudukan Israel atas wilayah Palestina.

Namun, sikap Ukraina justru mendukung dan meloloskan resolusi pro-Palestina di forum PBB tersebut. Zelenskyy mengungkapkan alasannya soal sikap Kyiv yang meloloskan resolusi tersebut.

Zelenskyy berdalih, Netanyahu tidak merespon permintaan Kyiv dalam kominikasi tersebut. Sebab Zelenskyy mengajukan permintaan bantuan kepada Tel Aviv untuk membantu dalam perang melawan Rusia. Permintaan ini Zelenskyy sampaikan usai Netanyahu memintanya untuk menolak atau abstain soal resolusi itu.

Israel tak pernah respon perminaan Ukraina

Namun, permintaan Kyiv itu tidak mendapat respon baik dari Tel Aviv yang membuat Ukraina menolak permintaan Netanyahu tersebut. Seorang pejabat Ukraina mengklaim keputusan ini mereka buat sebagai langkah untuk membuka hubungan dengan rezim Netanyahu ke depannya.

“Sementara Netanyahu diduga mengatakan dia siap untuk membahas permintaan Zelensky di masa depan, PM Israel berhenti membuat komitmen tegas,” tulis media itu yang dikutip Russia Today, Senin (2/1/2023).

Menyikapi ini, perwakilan Netanyahu membantah tudingan tersebut. Bahkan Israel membantan jika Netanyahu mendesak Ukraina dalam menentukan sikap di PBB.

Resolusi PBB diadopsi pada hari Jumat dengan dukungan 87 negara. Sebanyak 26 negara memberikan suara menentang, dan 53 abstain.

Pada awal November, Menteri Pertahanan Israel saat itu Benny Gantz menjelaskan bahwa negara tersebut tidak dapat memasok sistem pertahanan udara Iron Dome ke Ukraina. Tel Aviv beralasan mereka ‘tidak memiliki basis produksi yang cukup besar’ untuk memenuhi pasar ekspor serta kebutuhannya sendiri.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button