Gara-gara Prabowo, Elektabilitas Dedi Mulyadi Tembus 70 Persen Jelang Pencoblosan


Pendiri sekaligus Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi memaparkan temuan survei periode 14-20 November 2024. Hasilnya, elektabilitas paslon Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan unggul jauh dibanding kandidat pada Pilgub Jawa Barat (Jabar) lainnya.

“Simulasi empat paslon dengan menggunakan simulasi surat suara, paslon Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan unggul 71,5 persen. Kemudian Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie 16,4 persen, Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina 4,4 persen, dan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja 4 persen,” ucap Burhanuddin secara virtual dalam temuan survei bertajuk ‘Gubernur dan Wakil Gubernur Pilihan Warga Jawa Barat’, dipantau di Jakarta, di Kamis (21/11/2024).

Ia menjelaskan bila melihat data survei periode 3-12 Oktober 2024, memang paslon Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie mengalami kenaikan elektabilitas. “Jadi memang kita menangkap ada indikasi kenaikan Syaikhu-Ilham Habibie dibanding bulan lalu 3-12 Oktober 2024 dari 13,8 ke 16,4 persen, tetapi kenaikannya terlalu landai,” ujar dia.

Dia menjelaskan, cara PKS memilih pasangan bagi Ahmad Syaikhu juga berkontribusi tak kunjung naiknya elektabilitas pasangan ini. Biasanya, PKS selalu memilih cawagub dari kalangan artis.

“Ini baru kali pertama PKS memilih bukan artis sebagai cawagub, biasanya PKS itu memasang kadernya sebagai cagub, wakilnya artis. Contoh di periode pertama, Ahmad Heryawan memilih Dede Yusuf, periode kedua memilih Deddy Mizwar,” kata Burhanuddin.

Burhanuddin juga menyatakan alasan elektabilitas Dedi Mulyadi bisa moncer jauh di atas kandidat lain, salah satunya adalah karena Jabar menjadi basis Presiden Prabowo Subianto. “Sekarang Prabowo berada di belakang Dedi Mulyadi, jadi ini yang menjelaskan mengapa Dedi unggul jauh, meskipun ada sedikit tren penurunan tetapi secara elektoral masih aman,” ungkap dia.

Sementara itu, pemilih yang sudah memantapkan pilihannya kepada para kandidat sebesar 71,9 persen. Sedangkan 27,3 persen pemilih masih akan mengubah pilihannya jelang pelaksanaan Pilkada 2024.

“Di sini basis pemilih Acep Adang-Gitalis Dwi Natarina yang merupakan pemilih lemah atau masih berpotensi mengubah pilihannya sebesar 66,5 persen, dan Jeje-Ronal sebesar 54,9 persen,” tandasnya.

Sebagai informasi, penarikan sampel pada survei ini menggunakan metode multistage random sampling, terhadap 800 orang dengan tingkat margin of error lebih kurang 3,5 persen, dan diwawancarai secara tatap muka.