Kecelakaan di pabrik yang membahayakan nyawa terulang lagi. Kini, lokasinya tak jauh dari ibu kota. Pada Sabtu (20/1/2024), terjadi kebocoran gas kaustik di PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills II, Karawang, Jawa Barat.
Tentu saja, gas kaustik (klorin) itu mengancam jiwa warga sekitar pabrik kertas yang merupakan anak usaha Asia Pulp & Paper, atau Sinar Mas Group itu.
Sedikitnya, 133 warga Desa Kutamekar, Kecamatan Ciampel, Karawang kena dampaknya. Mereka mengalami sesak nafas hebat disertai mual dan pusing. Alhasil, 33 warga harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Putu Juli Ardika mengatakan, pihak Kemenperin masih mendalami kasus ini. “Untuk sementara kami mendalami kasusnya,” kata dia, dikutip Selasa (22/1/2024).
Public Affair PT Pindo Deli 2, Adil Teguh menjelaskan kebocoran gas itu disebabkan terbukanya valve pada Chlorine Storage di atas standar yang seharusnya.
“Kami sangat menyesalkan kejadian ini dan segera melakukan tindakan yang diperlukan sehingga kondisi ini dapat tertangani dengan cepat dan seluruh warga yang terdampak telah menerima pengobatan medis yang diperlukan,” kata Teguh.
Sebenarnya, bocor gas di Pindo Deli II ini, bukan barang baru. Sudah berkali-kali terjadi. Pada September 2022, kebocoran gas di perusahaan milik Sinar Mas ini, membuat Bupati Karawang yang dijabat Celica Nurrachadiana, geregetan. “Ini merupakan kebocoran yang ke 4 kalinya. Dari 2017, 2018, 2021 dan kembali terjadi di 2022. Sehingga saya sudah tidak bisa mentolerir lagi,” ucap Cellica.
Bahkan, ia memerintahkan agar mesin caustik soda plant penyebab kebocoran, untuk ditutup dan tidak diizinkan beroperasi lagi. “Hingga ada MoU antara perusahaan dan Pemda bersama Kapolres dan Kejaksaan dan jaminan kebocoran tersebut tidak terjadi sampai mesin yang baru,” kata Cellica.
Menurut Cellica, jika dibiarkan terus terjadi, kesehatan warga terdampak jadi taruhannya. “Kami tidak mau rakyat kami menjadi korban. Keracunan gas terus menerus bisa meningkatkan resiko kesehatan jangka panjang,”tuturnya.
Pemkab Karawang sudah memberikan sinyalemen agar perusahaan mempertimbangkan solusi kongkret dengan memindahkan warga terdampak dan beresiko tinggi.
“Total ada 204 KK dan saya minta CSR perusahaan difokuskan dulu untuk mitigasi warga terdampak langsung. Relokasi mereka ke tempat yang layak dan aman dari dampak yang ditimbulkan,”ujar dia.
Leave a Reply
Lihat Komentar