Gaya jetset Erina Gudono kembali menjadi sorotan. Kali ini beredar foto Erina Gudono bersama suaminya, Kaesang Pangarep tampil mengenakan busana adat Jawa berwarna hitam.
Pada foto yang beredar di sosial media X, keduanya tampak terlihat tersenyum. Menariknya, unggahan dari akun X @ibu_Neneng memperlihatkan tas yang dia taruh di bawah meja berwarna cokelat.
Dengan gamblang, akun X tersebut menjelaskan bahwa tas yang ada di sisi depan Erina Gudono adalah Hermes dengan seri K25 sellier nata epsom leather with gold hardware.
Unggahan foto tersebut bertengger di sosial media X sejak 10.41 WIB, Senin (23/09/2024), dengan dilengkapi komentar yang sangat menohok.
“Minggir lu miskin. Tasnya aja seharga rumah. Gimana rumahnya,” tulis akun tersebut.
Menurut sumber dari madisonvenuecouture.com, tas Hermes seri K25 sellier nata epsom leather with gold hardware dibandrol dengan harga US$34,500. Jika dirupiahkan, harga tas yang berwarna broken white tersebut mencapai Rp558.900.000.
Erina Gudono memang tidak pernah luput dari sorotan publik. Gayanya yang dianggap flexing oleh netizen dimula dari saat dia mengunggah foto jendela pesawat pribadi saat itu ketika menuju Amerika Serikat bersama suaminya.
Mengenal Hermes
Hermes pertama kali masuk ke Indonesia pada 1990. Brand Hermes telah ada sejak tahun 1837. Jenama ini didirikan oleh pengusaha bernama Thierry Hermes.
Mulanya, ia memproduksi barang-barang dari kulit untuk perlengkapan kuda, selimut, dan tas selempang.
Seiring waktu merek ini banyak disukai masyarakat hingga kini menjadi merek bergengsi. Pada 1954, artis bernama Grace Kelly menggunakan produk tas dari Hermes dalam film To Catch A Thief menjadikan popularitas tas tersebut meningkat.
Bahkan tas tersebut sempat langka karena banyak diburu konsumen. Sampai sekarang nama artis diabadikan dalam salah satu seri model tas Hermes.
Thierry Hermes membangun usahanya sendiri dengan nama Hermes Freres yang memproduksi harnesses, selimut, dan perlengkapan kereta kuda, pada 1837.
Usahanya di industri fesyen mulai menampakkan hasil di 1855, Thierry Hermes memenangkan peghargaan emas dari hasil karyanya yang bebahan kulit. Pada 1878, setelah ia meninggal perusahaan Hermes dikembangkan oleh anaknya Charles Emile Hermes.
Semakin lama ternyata semakin tinggi minat terhadap produk perusahaan Hermes. Charles Emile mumutuskan untuk membuka beberapa cabangnya yang tersebar di berbagai tempat di wilayah Eropa dan Amerika serikat.