News

Gedung Putih Tak Mau Bayar untuk Centang Biru Twitter

Gedung Putih mengaku tidak mau membayar untuk akun Twitter dengan centang biru alias Twitter Blue hanya demi mendapatkan verifikasi pada akun resmi.

“Kami memahami bahwa Twitter Blue tidak menyediakan layanan verifikasi tingkat individu. Dengan demikian, tanda centang biru sekarang hanya berfungsi sebagai verifikasi bahwa akun tersebut adalah pengguna berbayar,” kata Direktur Strategi Digital Gedung Putih Rob Flaherty dalam email yang dikirim kepada staf seperti dikutip Axios.

Panduan yang dikirim secara internal ke staf Gedung Putih belum tentu berlaku untuk lembaga pemerintah. Namun, sumber Axios yang mengetahui rencana Gedung Putih itu adalah untuk disebarluaskan ke beberapa lembaga dan departemen di kemudian hari.

Bahkan, Gedung Putih mengatakan tidak akan membayar untuk diverifikasi sebagai organisasi, dan tidak akan mengganti uang staf yang membeli Twitter Blue di akun media sosial pribadi mereka.

“Layanan perusahaan Twitter, Verifikasi untuk Organisasi, tampaknya menyediakan verifikasi asosiasi organisasi. Ada uji coba yang sedang berlangsung untuk program yang kami pantau, tetapi kami tidak akan mendaftar di dalamnya,” tulis Flaherty.

Dia menjelaskan para staf dapat membeli Twitter Blue di akun media sosial pribadi dengan menggunakan dana pribadi.

Sebelumnya, bos Twitter Elon Musk mengumumkan awal bulan ini bahwa platform jejaring sosialnya akan mulai menghapus tanda centang biru terverifikasi lama pada 1 April 2023.

Centang biru lawas ini sendiri sifatnya gratisan dan hanya untuk yang benar-benar terverifikasi.

Twitter Blue merupakan layanan langganan dengan harga US$8 atau Rp119 ribu per bulan untuk memungkinkan siapa saja mendapatkan logo diverifikasi dengan tanda centang biru.

Organisasi resmi, seperti Gedung Putih dan beberapa pejabat pemerintah, akan terus diverifikasi dengan tanda centang abu-abu.

Beberapa pejabat Gedung Putih, seperti Presiden dan Wakil Presiden, kemungkinan akan terus mendapat verifikasi dengan tanda centang abu-abu, tetapi sumber administrasi mengatakan saat ini tidak jelas pejabat mana yang akan mempertahankan tanda centang abu-abu.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button