MarketNews

Geger Kader PDIP Pimpin PLN, Paradigma BUMN Sapi Perah Belum Berubah

Keputusan Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk kader PDI Perjuangan Dharmawan Prasodjo sebagai Direktur Utama PT PLN (Persero) bikin geger.

Pakar Energi dari UGM Fahmy Radhi mengaku heran dengan keputusan sang menteri. Menurutnya, PLN di bawah komando Zulkifli Zaini, sudah cukup oke. “Memang tidak ada indikator kinerja yang digunakan Menteri BUMN untuk menunjuk dan mengganti Dirut BUMN, termasuk PLN,” papar Fahmi kepada Inilah.com, Senin (6/12/2021).

Dia menilai, komitmen Zaini cukup baik. Indikatornya, meski Pandemi COVID-19, penjualan setrum tetap meningkat, sehingga PLN tidak rugi-rugi amat. “Meski masih kecil, komimen Zaini untuk mengubah pembakit listrik dg EBT cukup timggi. Zaini juga mengkampanyekan sejuta kompor listrik. Mestinya, belum waktunya diganti,” ungkap Fahmy.

Namun, keputusan sudah diketok Menteri Erick. Artinya, Darmo, sapaan akrab Dharmawan Prasodjo harus siap dengan tugas berat. Sejumlah pekerjaan rumah (PR) menunggunya. “PR Dirut PLN baru merespons komitmen Jokowi untuk menerapan Green Energy. Untuk itu, PLN harus mengubah penggunaan batubara, yang masih 57 persen menjadi energi baru terbarukan (EBT). Dan, PLN hatus pula mendukung implementasi mobil listrik dan kompor induksi (listlrik),” ungkap Fahmy.

Namun begitu, Fahmi agak ragu dengan komitmen Darmo dalam menegakkan profesionalisme. Lantaran itu tadi, Darmo adalah petugas partai alias kader PDI Perjuangan. Meski, Darmo sudah sejak lama malng melintang di BUMN setrum. “Memang sebelumnya pernah menjadi komisaris dan wakil.dirut PLN. Darmo juga alumni USA di bidang energi, cukup pintar orangnya. Bekal yang cukup bagi Darmo menjadi dirut PLN dalam mencapai target itu,” terang Fahmy.

“Mestinya harus ada indikator kinerja yang jelas dan terukur dalam penetapan direksi. Namun, sejak zaman Orde Lama hingga sekarang, pemerintah enggan menerapkannya. Barangkali, dikarenakan paradigma BUMN sebagai sapi perah belum berubah,” pungkas Fahmy.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button