News

Gelaran Pemilu Mestinya Fokus Pada Kualitas Bukan Kuantitas

Penyelenggaraan pemilu di Indonesia hanya terfokus pada kuantitas, tolok ukurnya dilihat dari pencapaian target persentasi partisipasi hak politik masyarakat.

Pemilu 2019 adalah salah satu contohnya. Secara kuantitas tentu panitia penyelenggara pemilu bisa dikatakan berhasil dengan pencapain target penggunaan hak pilih. Pengamat politik Harits Hijrah Wicaksana menilai kebanyakan negara berkembang, memang lebih terfokus pada jumlah partispasi masyarakat.

Dia menjelaskan, parameter indikator kedewasaan demokrasi bisa terwujud jika sudah melewati pemilihan secara langsung sebanyak tujuh kali. Sedangkan, pemilu langsung di Indonesia hanya baru empat kali dan dilaksanakan sejak 2004.

Maka jangan heran jika kebanyakan partisipan pemilu memilih calon pemimpin maupun wakil rakyatnya itu melihat sosok yang dikenal karena kesamaan daerah, keturunan, suku, agama, budaya dan bahasa juga ditambah politik uang.  “Politik identitas dan politik uang itu masih terjadi sehingga pesta demokrasi di Indonesia belum menunjukkan kedewasaan,” ujar dia pada Jumat (11/11/2022)

Harits memprediksi, kedewasaan demokrasi dan berpolitik di indonesia mungkin akan terwujud pada 2034, karena diuntungkan bonus demografi. “Dimana bonus demografi itu dipastikan mereka para pemilih kaum milenial sudah tidak laku lagi politik identitas berlatar SARA maupun politik uang. Kita yakin ke depan pemilu di Indonesia lebih dewasa dan berkualitas dengan pemilih-pemilih milenial dan sesudahnya tentu lebih memilih gagasan-gagasan yang ditawarkan para calon figur pemimpin bangsa itu,” katanya.

Menurut dia, saat ini pesta demokrasi di Indonesia sedang dalam berproses untuk meningkatkan kualitas. Dengan adanya kemajuan teknologi, disebutnya memudahkan proses literasi politik. Karena Harits memandang saat ini literasi politik sudah tidak kaku lagi dengan narasi politik melalui kanal-kanal youtube dan sekarang ini masyarakat mudah menerima informasi dari media.

Dengan demikian, dia berharap masyarakat bisa membedah apa yang ditawarkan untuk kesejahteraan masyarakat menjadi lebih baik. “Kita berharap peserta pemilih hak politik pada Pemilu 2024 bisa berkualitas dan tidak menunggu pemilu yang akan datang,” harapnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button