Hangout

Geliat Film Nasional Kembali Digemari Usai Mati Suri

Sabtu, 24 Sep 2022 – 10:15 WIB

Poster film Miracle in Cell No 7 (Foto: ist)

Poster film Miracle in Cell No 7 (Foto: ist)

Makin masuk waktu petang, lobi Cinema XXI di Gandaria City Mall makin ramai. Kerumunan terbentuk di dekat gerai penjual makanan, sekitar pintu-pintu bioskop, juga di depan loket tiket. Film Indonesia menjadi idola pada sore itu.

Dari pakaiannya, para penonton itu kebanyakan pekerja kantoran. Mereka beransel laptop dan sebagian masih mengalungi kartu pengenal perusahaan. Ada juga kelompok-kelompok kecil pelajar SMA yang menutupi baju seragam mereka dengan sweter atau kardigan.

Selasa, (20/9/2022) lalu, tersebut tepat setahun setelah pemerintah mengizinkan bioskop di Jakarta beroperasi kembali, meski dengan pembatasan kapasitas. Sebelumnya, bioskop ditutup selama 1,5 tahun akibat wabah Covid-19. Seiring dengan makin longgarnya peraturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), bioskop bisa buka dengan kapasitas maksimal per Mei lalu.

Tasya, pelajar kelas IX, menunggu panggilan penayangan Miracle in Cell No. 7 bersama dua temannya. Ini merupakan pertama kalinya penggemar Marvel Universe itu menonton di bioskop pada masa pandemi. “Lihat di for your page TikTok. Katanya sih, ada senangnya, ada sedihnya,” kata dia, di pusat belanja di Gandaria, Jakarta Selatan, itu.

Tak heran kini Industri film Indonesia menorehkan sejarah baru dengan mendapat jumlah penonton film lokal yang lebih besar dibandingkan dengan luar negeri.

Menurut data filmindonesia.or.id hingga September 2022, ada 10 film Indonesia yang berhasil meraih jutaan penonton. Di antaranya adalah “KKN di Desa Penari” (9.233.847), “Pengabdi Setan 2” (6.390.970), “Miracle In Cell No 7” (3.543.856 dan masih tayang), “Ngeri-ngeri Sedap” (2.886.122) serta “Ivanna” (2.793.775).

Jumlah penonton tersebut, membuat market share penonton film di bioskop memiliki persentase 61 persen untu k film Indonesia dan 31 persen untuk film barat.

Ketua Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (APFI) Chand Parwez mengatakan bahwa capaian ini merupakan sejarah pertama dalam dunia film Indonesia. Menurutnya, persentase tersebut sangat membanggakan dan menjadikan film lokal menjadi tuan rumah di negara sendiri.

“Saya berharap bisa bertahan sampai akhir tahun. Saya juga senang karena APFI juga mempunyai kontribusi dalam perolehan tersebut,” ujar Chand Parwez dalam siaran resminya, Jumat (24/9/2022).

Hal senada juga disampaikan oleh Produser Falcon Pictures, Frederica. Dia mengaku bangga karena pencinta film tanah air mulai mengganderungi karya sineas lokal.

“Apalagi film ‘Miracle In Cell No 7’ yang saat ini masih tayang di bioskop menjadi salah satu film yang memperoleh penonton di atas 3 juta. Kabar ini, menjadi penyemangat buat kami untuk dapat berkarya lebih baik lagi,” katanya.

Selain lima film di atas, ada juga beberapa karya lainnya yang juga mendapat angka jutaan penonton yakni “Sayap-Sayap Patah” (2.414.405), “Mencuri Raden Saleh” (2.248.931), “Ku Kira Kau Rumah” (2.220.180), “The Doll 3” (1.764.077) dan “Kuntilanak 3” (1.313.304).

Perolehan angka penonton tersebut tak hanya dari bioskop tapi juga dihitung dari film-film yang tayang di layanan Over The Top (OTT).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button