Terjawab sudah peluang investasi Tesla di Indonesia yang sebelumnya diagung-agungkan Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Kata Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, Tesla, pabrikan electric vehicle (EV) milik Elon Musk, dipastikan tidak investasi ke Indonesia.
Tesla, menurut Rosan, batal membangun pabrik kendaraan listrik di Indonesia, karena ada yang masih meragukan. Yakni, Indonesia dinilai tak konsisten dalam menjalankan proyek energi bersih. Karena masih bergantung kepada energi fosil yakni bahan bakar minyak (BBM) dan batu bara.
“Kebetulan saya involve langsung pembicaraan dengan Tesla. Mereka mengalihkan investasi bukan ke kita salah satunya mereka bilang kita sebagai EV car tentunya semuanya ingin bersih istilah mereka,” kata Rosan di depan anggota Komisi VI DPR, Jakarta, Selasa (3/9/2024).
“Tapi kalau mereka masuk ke kawasan industri kita, energi masih fosil fuel, energy kayak coal nggak in line dengan visi mereka,” sambungnya.
Menurutnya, hal ini menjadi pekerjaan rumah (PR) besar bagi Indonesia, karena dunia secara global telah menaruh perhatian lebih terhadap keberlanjutan melalui penggunaan energi bersih. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan bagi para investor untuk masuk dan menanamkan duitnya.
“Ini yang kita tidak bisa pungkiri ke depan harus seperti itu. Kita ini mohon maaf, agak tertinggal. Saya contohkan satu company di Singapura, Sembcorp. Dia sudah punya 13 di Vietnam, kawasan eko di Vietnam. Dia akan buka lagi 18, 2-3 bulan ke depan. Dari situ sebagian besar 70 persen clean energi. Sehingga investasi ke Vietnam lebih deras,” ujarnya.
Di samping itu, ia juga berpandangan, kekurangan ini yang membuat Indonesia belum bisa memanfaatkan dengan optimal kesempatan atas ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Dalam momentum itu, banyak investor-investor asing yang mengalihkan investasinya ke negara-negara berkembang seperti Vietnam, Malaysia, dan Thailand.
“Kita salah satu penikmat tapi tidak yang paling besar, masih ada Vietnam, Malaysia, Thailand, yang lebih banyak menikmati perpindahan investor ke negara-negara tersebut. Kalau lebih ditelusuri, kenapa? Salah satunya dari segi kemudahan berusaha, perizinan, kepastian hukum, istilah mereka rule of law salah satu PR kita,” kata dia.
Merespons kondisi ini, Kementerian Investasi/BKPM akan melakukan langkah lanjutan melalui identifikasi dan analisa mendalam. Pihaknya juga akan mendalami atas kondisi 6 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang kurang berjalan.
Sebelumnya Tesla dikabarkan akan masuk ke Indonesia untuk membangun pabrik. Kabar itu telah terdengar sejak 2023. Namun pada awal 2024, Elon Musk memutuskan untuk menunda investasi karena ekonomi global sedang tidak stabil.
Kabar investasi Tesla yang penuh ketidakpastian ini sempat diselingi oleh kabar masuknya pabrikan otomotif asal China, Build Your Dreams (BYD) ke Indonesia pada Februari 2024. Raksasa mobil listrik asal China itu bakal membangun pabrik di Indonesia.
“Soal Tesla, kita sudah ada (kerja sama) dengan BYD kok. BYD juga bagus, enggak jelek,” kata Luhut di Jakarta Pusat, Rabu (7/2/2024).
Dalam kesempatan berbeda, Luhut sempat bercerita tentang pertemuannya dengan Elon Musk di Amerika Serikat (AS). Pada kala itu, Elon Musk mengaku dirinya tidak ingin bangkrut karena kelebihan stok mobil.
Hal ini, kata Luhut, pernah terjadi pada General Motors dan Elon Musk tak mau hal itu ikut terjadi pada Tesla. Sampai saat ini saja, Luhut menjabarkan, dari total 3 juta mobil listrik Tesla, masih bersisa 1,2 juta yang belum laku dan dibeli.
“Elon menyampaikan dia tidak mau menjadi seperti General Motors, bangkrut karena over supply, jadi investasi dia di Meksiko pun di hold dulu tidak berproduksi sampai mereka memahami pasar ini,” ujar Luhut dalam unggahan video di akun Instagram resminya @luhut.pandjaitan, Senin (14/8/2023).