Gempa Magnitudo 6,2 Guncang Istanbul Turki


Sebuah gempa berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang Istanbul, Turki, demikian dilaporkan surat kabar Yeni Safak pada Rabu (23/4/2025).

Presidensi Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) telah mengonfirmasi informasi tersebut.

Setelah itu, gempa susulan mengguncang setelah terjadinya gempa dahsyat yang menyebabkan warga berhamburan ke jalan, serta menyebabkan pemadaman listrik dan gangguan internet, menurut laporan koresponden RIA Novosti.

Getaran kuat mulai terasa sekitar pukul 12.50 waktu setempat (16.50 WIB). Koresponden RIA Novosti merasakan getaran tersebut di distrik Atakoy, bagian barat Istanbul: dinding bergetar, lampu gantung bergoyang, perabotan berderit, dan listrik padam untuk beberapa saat.

Warga menunggu hingga getaran mereda sebelum berlari keluar dari gedung melalui tangga darurat.

Lalu, pada pukul 13.03 waktu setempat, gempa susulan kembali terasa, meskipun dengan intensitas yang lebih lemah, sehingga menyebabkan orang-orang menjauh dari bangunan.

Sementara itu, Badan Manajemen Bencana Turki (AFAD) mengatakan gempa susulan dengan magnitudo 4,4 dirasakan di Istanbul setelah gempa utama.

Belum Ada Laporan WNI Jadi Korban

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Istanbul mencatat bahwa belum ada laporan mengenai warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban gempa bermagnitudo 6,2 itu di Istanbul.

“Laporan sementara dari satgas Istanbul dan KJRI belum ada laporan mengenai korban WNI,” kata Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Turki Achmad Rizal Purnama melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Rabu.

Dubes Achmad menyampaikan, sebanyak 2.648 orang WNI terdata berada di wilayah cakupan KJRI Istanbul yang terdiri dari 864 orang pekerja profesional dan semi-terampil, pelajar 776 orang, serta sebanyak 669 orang merupakan WNI yang menikah dengan warga Turki.

“Untuk PMI (Pekerja Migran Indonesia) profesional, mereka umumnya bekerja di industri perhotelan dan spa,” ucapnya.

Sedangkan sebaran WNI yang berada di Kota Istanbul saja berjumlah 1.707 orang yang terdiri dari 335 orang pelajar dan sisanya merupakan pekerja dan WNI yang menikah dengan WNT.